Welcome Guys!! Enjoy in this blog^^

Kamis, 18 April 2019

FUNGSI POKOK BAHASA

MENDESKRIPSIKAN FUNGSI BAHASA ATAU FUNGSI POKOK BAHASA 

Fungsi bahasa menurut Mahmud dan Ramlan adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia.Bahasa juga berfungsi melambangkan pikiran dan gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku sesorang.

Fungsi Bahasa menurut Gorys Keraf ada empat, yaitu :

1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri (bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat dalam pikiran dan perasa.
2. Alat komunikasi (Bahasa memungkinkan adanya kerjasama antar individu).
3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial (bahasa merupakan unsur kebudayaan yang memungkinkan untuk mempelajari, memanfaatkan pengalaman, dan belajar dari orang lain).
4. Alat mengadakan kontrol sosial (bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah dalam proses sosialisasi suatu masyarakat).

Fungsi Bahasa menurut Chaer ada enam, antara lain :
1. Alat komunikasi ekspresi ; menyampaikan, mengekspresikan (perasaan, pikiran, dan kehendak) dan sikap.
Contoh : sedih, emosi, kehendak prilaku
2. Alat komunikasi argumentatif; menyampaikan suatu pengetahuan sebagai buah pengetahuan lengkap dengan jalan pikiran yang melatar belakanginya (komukasi ilmiah).
Contoh : hasil karya, penemuan
3. Sifat mempengaruhi fungsi informasi;fungsi untuk menyampaikan pesan atau amanat pada orang lain.
Contoh : berupa surat, tulisan
4. Fungsi eksplorasi ; penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan
Contoh : bahasa hukum
5. Fungsi persuasi ; penggunaan bahasa yang berfungsi untuk mempengaruhi orang lain melakukan atau tidak melakukan sesuatu secara baik
Contoh : ajakan pada seseorang
6. Fungsi entertainment ; penggunaan bahasa untuk menghibur, menyenangkan, memuaskan perasaan batin.
Contoh : pelawak, pembawa acara

Fungsi bahasa :
1. Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar anggota
keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.
2. Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan,emosi atau
tekanan-tekanan perasaan pembaca.
3. Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya.
4. Fungsi kontrol social Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi :
1.    Fungsi instrumental, yakni bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu.
2.    Fungsi regulatoris, yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan prilaku orang lain.
3.    Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4.    Fungsi personal, yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.
 5.    Fungsi heuristik, yakni bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu.
 6.    Fungsi imajinatif, yakni bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi.
 7. Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan  informasi.

Fungsi bahasa Indonesia :
1. Bahasa resmi kenegaraan.
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan   pelaksanaan pembangunan nasional serta  kepentingan pemerintah.
4. Alat pengembangan kebudayaan.

Fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa baku :
1. Fungsi Pemersatu, artinya bahasa Indonesia mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
2. Fungsi pemberi kekhasan, artinya bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain.
3. Fungsi penambah kewibawaan, artinya penggunaan bahasa baku akan menambah kewibawaan atau prestise.
4. Fungsi sebagai kerangka acuan, artinya mengandung maksud bahwa bahasa baku merupakan kerangka acuan pemakaian bahasa.


Kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang kebanggaan nasional.
2. Lambang identitas nasional.
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial, budaya dan bahasanya.
4. Alat penghubung antar budaya, antar daerah.

Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/ bahasa resmi :
1. Bahasa Indonesia diresmikan sejak sumpah pemuda 28 Oktober 1928
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara sejak 18 Agustus 1945 tecantum dalam
      UUD 1945, Bab XV Pasal 36

Sejak tanggal 25 Februari 1975, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1.  Bahasa resmi kenegaraan.
2.  Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
3.  Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional.
4.  Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
     pengetahuan serta teknologi modern.

Fungsi Pokok Bahasa Indonesia menurut Delli hymes :
1. Fungsi kognitif ; menunjukkan, menyampaikan, informasi, komunikasi arti (konsep, gagasan, penggunaan) dan konstruksi simbol.
2. Fungsi emotif ; menyatakan dan membangkitkan emosi, perasaan, suasana hati, sensasi, gambaran sikap, nilai purbasangka yang sering mempengaruhi tingkah laku.
3. Fungsi imperative ; memerintah, menasehatkan, mendesak, mewajibkan, mengikat.
4. Fungsi evaluative ; berfungsi untuk menganalisa, menilai manfaatnya.

Fungsi Bahasa berdasarkan tujuannya, adalah :
1. Tujuan praktis : mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Tujuan artistic : manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
3. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan lain diluar bahasa.
4. Untuk mempelajari naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, kebudayaan, dan perkembangan bahasa.

Fungsi bahasa menurut Guy cook bahwa bahasa berfungsi sebagai :
1. Kontekstual (situasi)
2. Referensial (pesan)
3. Emotif (penutur)
4. Konatif/direktif ( Mitratutur)
5. Fatis (jalur)
6. Puitis (bentukpesan)
7. Metalinguistik (aspek bahasa)

Fungsi bahasa Indonesia menurut Newmark dengan menggunakan teori Buhler &
Jakobson menggolongkan fungsi bahasa menjadi:
1. Fungsi ekspresif
2. Fungsi informatif
3. Fungsi vokatif
4. Fungsi estetik
5. Fungsi fatis
6. Fungsi metalingual

Fungsi bahasa menurut Ernawati W. fungsi bahasa terdiri dari beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pemersatu
2. Sebagai pemberi kekhasan
3. Sebagai pembawa kewibawaan
4. Sebagai kerangka acuan

Fungsi bahasa menurut Kneller, bahwa bahasa memiliki 3 fungsi, yaitu:
1. Simbolik
2. Emoti
3. Afektif

Fungsi bahasa menurut Halliday, bahwa bahasa memiliki fungsi sebagai:
1. Fungsi instrumental
2. Fungsi regulatoris
3. Fungsi interaksional
4. Fungsi personal
5. Fungsi heuristik
6. Fungsi imajinatif
7. Fungsi representasional

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri.Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.


Kelemahan bahasa

Kelemahan bahasa menurut Kaelan (1998:119)
a) Vaquanes (kesamaran) makna yang terkadung dalam bahasa hanya mewakili tidak sebenarnya.
Contoh : aneka bunga anggrek
b) Ambiguity (ketaksaan) penggunaan bahasa sinonim, anonym, antonym, akronim.
Contoh : bisa ,apel, bunga.
c) Inexpicitnees (tidak eksplisit) bahasa kadang-kadang tidak mampu mengungkapakan secara eksak nyata.
Contoh : tulang punggung
d) Contex dependen pemakaian suatu bentuk kadang berubah makna.
Contoh : teks-teks
e) Mis leadingness (menyesatkan) bahasa dalam komunikasi kadang-kadang salah tafsir.
Contoh : “pusaran energi kabah”


Kelebihan bahasa

a) Manusia mengembangkan kebudayaan
b) Manusia dapat mengembangkan realitas
c) Manusia dapat mengungkapkan perasaan,pikiran pada orang lain
d) Manusia dapat mengkomunikasikan pengetahuan pada orang lain
e) Manusia dapat perfikir secara sistimatis
f) Bahasa itu unik
g) Bahasa itu bervariasi
h) Bahasa itu dinamis


MEMBEDAKAN FUNGSI BAHASA ATAU FUNGSI POKOK BAHASA 

Dengan demikian fungsi bahasa sebagai alat komunikasi secara khusus dan secara umum mempunyai beberapa  perbedaan.

Fungsi bahasa secara umum :
1. Fungsi ekspresif
Bahasa  dalam hal ini yaitu Bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan Ekspresi diri. Dengan bahasa, kita dapat mengungkapkan perasaan/ekspresi yang sedang kita rasakan atau hendak kita tunjukan kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengerti apa yang kita maksudkan atau melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

2. Fungsi komunikasi
Bahasa merupakan saluran seseorang yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.

3. Fungsi kontrol social
Bahasa sebagai Kontrol Sosial, dengan adanya bahasa dapat memberikan kontrol terhadap perilaku/tingkah laku/sikap yang dilakukan.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.

Misalnya:
a. Hati-hati jalan licin !!
Pemberitahuan tersebut dimaksudkan untuk dapat berhati-hati dalam melewati jalan tersebut karena kondisi jalan yang licin.
b. Tulisan “dilarang merokok” berarti bahasa tersebut sebagai pengatur/pengontrol supaya orang tidak merokok disembarang tempat.


4. Fungsi adaptasi social dan Integrasi
Dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial, selain berkomunikasi kita dituntut untuk dapat berbaur & menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan disekitar kita. Dengan adanya bahasa, kita akan dapat dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitar kita atau lingkungan yang sedang kita datangi. Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi.
Contoh: bila kita berada diwilayah/daerah yang asing/diluar kota, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia tersebut sebagai alat untuk adaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

5. Fungsi integritas/pemersatu
Contoh: bahasa-bahasa yang berbeda/beranekaragam dan dipersatukan oleh bahasa Nasional yang dapat dipakai di seluruh Indonesia yang menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat.


Fungsi bahasa secara khusus :
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2. Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

PERAN MANAJEMEN

Beberapa Teori Menurut Para Ahli Tentang Manajemen :

1. Menurut G.R. Terry Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
2. Menurut Mary Parker Follet Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal.
3. Menurut James A.F.Stoner, Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Manajemen menurut bahasa :
Secara etimologi, kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”. Manajemen adalah suatu cara/seni mengelola sesuatu untuk dikerjakan oleh orang lain. Untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien yang bersifat masif, kompleks dan bernilai tinggi tentulah sangat dibutuhkan manajemen. Sebagai contoh, karya-karya seni peradaban manusia seperti menara Eifel, tembok besar Cina, candi Borobudur dan lain sebagainya merupakan hasil dari suatu proses manajemen yang sukses.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Ilmu Manajemen sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya Piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada orang yang melaksanakan manajemen sehingga mampu merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

Manfaat, Fungsi dan Peran Manajemen

Fungsi manajemen adalah sebagai sebuah proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien .


A. FUNGSI MANAJEMEN

1. PLANNING – Perencanaan tujuan perusahaan dan bagaimana strategi untuk mencapai tujuan tersebut dengan sumber daya yang tersedia. Perencanaan terbagi menjadi perencanaan strategi dan perencanaan operasional.
2. ORGANIZING – Pengorganisasian atau singkronisasi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya fisik, dan sumber daya modal dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
3. COMMANDING – Fungsi commanding sama dengan mengarahkan (actuating). Commanding dilakukan dengan memberikan arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas mereka masing-masing. Selain itu, commanding dilakukan agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
4. COORDINATING – Untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatu padukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.
5. CONTROLLING – Controlling atau pengendalian atau pengawasan adalah suatu kegiatan untuk memantau, membuktikan, dan memastikan seluruh kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, diperintahkan, dan dikondisikan sebelumnya dapat berjalan sesuai target atau tujuan tertentu.


B. MANFAAT MANAJEMEN
Adapun manfaat dari mempelajari manajemen adalah sebagai berikut:
Membantu dalam membuat strategi yang lebih baik dengan membuat pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada pilihan strategis.
Merupakan suatu proses bukan keputusan atau dokumen. Tujuan utama dari proses yaitu meraih komitmen dari yang sudah direncanakan.
Proses yang dilakukan memberikan pemberdayaan individual.
Meningkatkan kesadaran terhadap ancaman eksternal sehingga lebih siap terhadap kejadian yang tidak diinginkan dari factor luar.
Dapat mengetahui dengan lebih baik strategi pesaing sehingga lebih mudah dalam menghadapinya.


C. PERAN MANAJEMEN
Adapun Peran-peran penting Manajemen yaitu :
1. Peran Interpersonal
Figurehead/pemimpin symbol : sebagai symbol dalam acara-acara perusahaan
Leader/pemimpin : menjadi pemimpin yang member motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
Liaison/penghubung : menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal
2. Peran Informasi
Monitor/pemantau : mengawasi,memantau,mengikuti,mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
Disseminator/penyebar : menyebar informasi yang di dapat kepada para orang-orang dalam organisasi
Spokeperson/juru bicara : mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Entrepreanur/kewirausahaan : membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
Disturbance handler/penyelesai permasalahan : mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
Resource allicator/pengalokasi sumber daya : menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
Negotiator/negosiator : melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.

Manfaat Manajemen dalam Lingkungan Sosial

  • Lingkungan dunia kerja
Dalam dunia kerja setiap individu harus mampu menguasai dan paham akan ilmu manajemen, karena dalam lingkungan ini kita bekerjasama dalam satu unit atau keseluruhan individu lainnya yang saling melengkapi dalam tugas kerja yang telah dibagi sesuai kemampuan masing-masing individu untuk mencapai tujuan bersama. Atasan dan bawahan bekerjasama dan memiliki amanat dan tugas masing-masing, diantaranya tugas seorang atasan adalah bagaimana caranya untuk mengatur dan menentukan masa depan sebuah organisasi ini kearah yang sesuai keinginan bersama. Namun atasan tidak boleh otoriter karena alangkah lebih baiknya jika atasan dalam menentukan suatu keputusan atau kebijakan dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan anggota lainnya untuk mengukur dan menampung saran dan gagasan yang mungkin akan lebih efektif kalau dipadukan dengan gagasan yang kita punya.

  • Lingkungan Masyarakat
Manfaat manajemen dalam lingkungan masyarakat adalah terciptanya keharmonisan dan keselarasan dalam hidup bermasyarakat. Hal ini mengacu pada kemampuan kita dalam memanajemen waktu untuk bergaul, waktu untuk ikut serta dalam kegiatan masyarakat, dan waktu untuk membantu mencerdaskan masyarakat baik melalui komunikasi antar personal, komunikasi kelompok dan komunikasi umum lainnya.

  • Lingkungan Keluarga
Sebut saja contoh yang banyak terjadi sekarang dimana seorang anak yang kurang perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Dalam manajemen itu memiliki tujuan, diantaranya tujuan manajemen berdasarkan prioritasnya.
1. Pertama tujuan primer adalah bagaimana kita mendapatkan suatu kondisi yang sebaik mungkin, misalnya dalam lingkungan keluarga harus memiliki tujuan primer untuk bisa mencukupi kebutuhan lahiriyah maupun batiniyah dengan sebaik mungkin.
2. Kedua tujuan sekunder yaitu bagaimana untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, misalnya dalam lingkungan keluarga harus memiliki tujuan sekunder supaya anggota keluarganya mendapatkan kesejahteraan yaitu dengan meningkatkan kinerja usaha dan pemberian ilmu baik duniawi maupun akhirat agar seimbang.
3. Ketiga tujuan individual yaitu tujuan masing-masing anggota dimana mereka mendapatkan kesejahteraan dan posisi yang layak sesuai apa yang ia inginkan, misalnya setiap individu yang terdapat dalam keluarga tersebut harus bisa mencapai apa yang dicita-citakan.
4. Keempat tujuan sosial adalah bagaimana dalam manajemen itu menciptakan hal yang bermanfaat untuk masyarakat atau sosial, misalnya dengan anggota keluarga memiliki kesejahteraan, disertai ilmu pengetahuan dan menjadi apa yang ia inginkan maka hal ini akan memberikan kontribusi positif individu tersebut dalam terjun ke lingkungan sosial.



Pentingnya Manajemen Bagi Organisasi
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen (T. Hani Handoko, 1990) :

  • Untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, pelanggan, konsumen, masyarakat dan pemerintah.
  • Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan melihat efisiensi dan efektivitasnya.

Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua tipe organisasi. Kalau dilihat dalam praktek, maka manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerjasama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan bersama.Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen bersifat universal dan menggunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial.

Kaidah adalah kebenaran fundamental atau kebenaran yang dapat dipercaya pada suatu masa tertentu, yang menjelaskan dua atau lebih perangkat kejadian (variabel). Kaidah adalah juga suatu pernyataan atau kebenaran yang fundamental untuk digunakan sebagai pedoman berpikir atau melakukan kegiatan. Kaidah-kaidah ada yang sifatnya preskriptif (menganjurkan), deskriptif (menggambarkan atau menunjukkan apa adanya, dan normatif) (Sigit, 1984). Prinsip adalah suatu pernyataan yang berlaku umum bagi sekelompok gejala atau fenomena tertentu yang mampu menjelaskan kejadian. Konsep adalah gambaran abstrak tentang suatu gejala atau fenomena, baik gejala sosial maupun gejala alami (Ibnu Samsi, 1988).

Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi manusia, seperti perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lainnya. Sehingga bisa disimpulkan, bila seorang manajer mempunyai pengetahuan dasar manajemen dan mengetahui cara menerapkan pada situasi yang ada, dia akan dapat melakukan fungsi-fungsi manajerial secara efektif dan dilakukan secara efisien.

Efektivitas dan efisiensi adalah pedoman utama dan merupakan norma dalam manajemen, artinya harus diusahakan dan harus dilaksanakan. Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan. Apakah tujuan telah dicapai dan apakah tujuan itu tepat ? Efektivitas tidak bersangkutan dengan pengorbanan untuk pencapaian tujuan. Sedangkan efisiensi berhubungan dengan pengorbanan untuk mencapai tujuan itu. Pengorbanan dimaksud disini adalah berupa pikiran, waktu, tenaga, uang, ruang, alat, bahan, dan lainnya. Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara usaha dan hasil yang diperoleh dari usaha tersebut. Apabila yang dilakukan oleh manajer ternyata menunjukkan dengan cara yang tidak efisien dengan hasil yang tidak efektif, maka yang dilaksanakan itu bukanlah manajemen dalam arti yang benar, melainkan disebut kesalahan manajemen atau mismanajement.



Struktur Tingkatan Manajemen
  1. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
  2. Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
  3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan.Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).


Selasa, 03 Januari 2017

PENJUALAN KONSINYASI





PENGERTIAN PENJUALAN KONSINYASI
Pengertian konsinyasi (consignment)  adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.

Penjualan Konsinyasi didefinisikan oleh IFRS (IAS 2) sebagai situasi yang pihak pemegang barang persediaan bertindak sebagai agen bagi pemilik sebenarnya (Wiley, 2007:179). Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan.

Aliminsyah dan Padji ( 2008 : 77 ) dalam kamus istilah keuangan dan perbankan disebutkan bahwa :
“Consgnment (Konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau untuk tujuan lain, hak atas barang tersebut tetap melekat pada pihak pengirim (Consignor). Penerimaan titipan barang tersebut (Consignee) selanjutnya bertanggung jawab terhadap penanganan barang sesuai dengan kesepakatan”.


Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor), sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).

Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan. Meskipun diakui bahwa dalam transaksi konsinyasi itu telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan barang kepada komisioner, namun demikian „hak milik„ atas barang yang bersangkutan tetap berada pada pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.  


KARAKTERISTIK DAN KEUNTUNGAN PENJUALAN KONSINYASI
Karakteristk penjualan konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan akuntansi dengan transaksi penjualan yaitu :
a.  Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee).
b.  Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner sampai barang dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.
c.  Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak.
d. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh karena itu komisioner perlu menyelenggarakan administrasi yang baik dan tertib.  
  
Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara pengamanat dan komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat, kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit, komisi bagi komisioner dan laporan pertanggungjawaban oleh komisoner kepada pengamanat (account sale) yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut.


ISTILAH DALAM PENJUALAN KONSINYASI
a)    Pengamanat (Consignor), yaitu pihak yang memiliki barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijual.
b)    Komisioner (Consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dari pengamanat untuk dijual.
c)    Konsinyasi Keluar (Consignment-Out), yaitu rekening yang digunakan oleh pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang yang dititipkan kepada komisioner.
d)    Konsinyasi  Masuk ((Consignment-In), yaitu rekening yang digunakan oleh komisioner untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya.


ALASAN MENGADAKAN PENJUALAN KONSINYASI
Bagi Pengamanat :
1.    Merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperluas daerah pemasaran terutama untuk barang-barang yang :
·         Merupakan produk baru yang permintaan akan barang tersebut masih belum dapat diprediksi.
·         Membuka devisi penjualan disuatu daerah investasinya sangat mahal investasinya.
·         Penjualan melalui dealer tidak menguntungkan pada tahun-tahun yang lalu.
·         Barang tersebut mahal harganya sehingga dealer memerlukan investasi yang besar bila membelinya, dan
·         Fluktuasi harga barang tersebut sangat besar sehingga dealer tidak mau membelinya.
2.    Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak komisioner sehingga risiko kerugian dapat ditekan.
3.    Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat, sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika menggunakan sistem penjualan melalui dealer yang kepemilikan barangnya sudah ditangan dealer itu sendiri.
4.    Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudang mudah dikontrol sehingga risiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi.

Bagi Komisioner untuk bersedia menerima titipan barang konsinyasi adalah sebagai berikut :
1.     Komisioner tidak dibebani risiko menanggung rugi bila gagal dalam penjualan barang-barang konsinyasi.
2.     Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat.
3.     Apabila terdapat barang konsinyas yang rusak dan terjadi fluktuasi harga, maka hal tersebut bukan tanggungan komisioner (hal ini sangat penting terutama bila barang konsinyasi tersebut berupa buah-buahan, atau produk pertanian lainnya.
4.     Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi sebab komisioner hanya berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.
5.     Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.


          OPERASI KONSINYASI
1. Hak Pihak Konsinyi
a)   Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran yang dibutuhkan berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas penjualan barang konsinyasi
b)   Pihak konsinyi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual, dan sementara itu pihak konsinyor terikat pada syarat pemberian garansi.

2. Kewajiban Pihak Konsinyi     
a) Pihak Konsinyi harus melindungi barang-barang pihak pemilik dengan cara yang baik dan sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi.
b) Pihak Konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan.
c) Pihak Konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangan lainnya.
d) Pihak Konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi



METODE PENJUALAN KONSINYASI
Ada dua metode penentuan laba rugi barang konsinyasi, yaitu :
1.     Laba Ditentukan Tersediri/Terpisah
Di sini pencatatan konsinyasi dilakukan dengan buku-buku tersendiri, terpisah dari pencatatan pembelian dan penjualan lainnya. Konsinyi mengakui laba penjualan konsinyasi sebelum menyusun laporan keuangan pada akhir periode dengan mendebet konsinyasi-masuk dan mengkredit pendapatan komisi atau laba penjualan konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyor dicatat dengan menggunakan akun ‘konsinyi-masuk’. Konsinyor harus menerima akun penjualan pada akhir tahun buku untuk mencatat laba atau rugi penjualan barang konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyi dicatat dengan menggunakan akun ‘konsinyi-keluar’.
2.     Laba Tidak Ditentukan Tersendiri/Tidak Terpisah
Di sini pencatatn konsinyasi tidak dipisahkan dari pembelian dan penjualan lainnya. Jika jurnal pada saat barang konsinyasi dijual mengakui pembelian atau harga pokok barang yag dijual dan kewajiban kepada konsinyor, konsinyi tidak perlu menjurnal diakhir periode. Konsinyor mencatat potongan hasil penjualan oleh konsinyi ke akun beban yang bersangkutan. Jika barang konsinyi tidak semua terjual sampai akhir periode maka beban juga ditangguhkan pada barang konsinyasi yang belum terjual. Kas di debet atas kiriman uang dari konsinyi atau piutang di debet untuk jumlah yang tunai dari konsinyi, akun beban di debet untuk pembebanan oleh konsinyi atas barang yang telah terjual, barang dalam konsinyasi di debet untuk pembebanan konsinyi atas barang yang belum terjual, dan penjualan di kredit untuk total penjualan konsinyasi.

Untuk mencatat semua transaksi yang dicatat dalam ayat jurnal, maka perlakuan akuntansi untuk penjualan konsinyasi dapat digolongkan dalam:

1) Pencatatan oleh konsinyasi yang terselesaikan dengan tuntas.
a. Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi konsinyor diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa.
Tabel 1
Perbedaan Pencatatan pada Buku Konsinyor
Transaksi Penjualan Konsinyasi Dicatat Secara Terpisah
Antara Metode Perpectual dan Metode Fisik:
Metode Perpectual
Metode Phisik
     1) pengiriman barang-barang konsinyasi
barang-barang konsinyasi xx
persediaan produk jadi xx
barang-barang konsinyasi xx
pengiriman barang-barang konsinyasi xx
barang-barang konsinyasi xx
   2) dibayar ongkos angkut pengiriman barang-barang konsinyasi xx
kas xx
kas xx
piutang dagang xx
     3) diterima perhitungan penjualan
        a. mencatat hasil penjualan
piutang dagang xx
penjualan konsinyasi xx
      b. mencatat harga pokok penjualan HPP konsinyasi xx
     biaya penjualan konsinyasi xx
barang-barang konsinyasi xx
penjualan konsinyasi xx
HPP konsinyasi xx
biaya penjualan konsinyasi xx
barang-barang konsinyasi xx
kas xx
piutang dagang xx
pengiriman barang-barang
konsinyasi xx
    4) penerimaan/pengiriman uang kas dari konsinyi
kas xx
piutang dagang xx
rugi-laba xx
     5) menutup/memindahkan kas saldo
rekening pengiriman barang-barang konsinyasi ke rugi laba

Sumber Hadori Yunus Hartanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta, 1981, halaman 152.

Didalam laporan perhitungan rugi laba, saldo rekening pengiriman barang-barang konsinyasi dikurangkan dari jumlah barang yang tersedia untuk dijual di dalam menentukan besarnya harga pokok penjualan reguler. Jurnal demikian tetap dibuat meskipun tidak ada barang yang terjual sampai dengan akhir tahun buku yang bersangkutan.

b. Pencatatan pada buku konsinyi jika transaksi konsinyi diselenggarakan terpisah dari transaksi perjalanan biasa.
Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Disini pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini.

1.  Beban pihak konsinyi yang harus ditetapkan pada konsinyasi akan dijurnal sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xxx
Kas xxx
2.  Penjualan oleh pihak konsinyi, akan dijurnal sebagai berikut:
Kas xxx
Konsinyasi masuk xxx
3.  Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi akan dijurnal sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xxx
Komisi atas penjualan konsinyasi xxx
4.  Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi, akan dijurnalkan sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xxx
Kas xxx

c. Pencatatan pada buku konsinyor. Jika transaksi konsinyasi tidak diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa
Tabel 2
Perbedaan pencatatan pada Buku Konsinyor
Transaksi Penjualan Konsinyi tidak Diselenggarakan Terpisah
Antara Metode Perpectual dan Metode Phisik
Metode Perpectual
Metode Fisik
     1) pengiriman barang-barang konsinyasi
barang-barang konsinyasi xx
persediaan produk jadi xx
barang-barang konsinyasi xx
pengiriman barang-barang konsinyasi xx
ongkos angkut xx
   2) dibayar ongkos angkut pengiriman ongkos angkut xx
kas xx
kas xx
piutang dagang xx
     3) diterima perhitungan penjualan
       a. mencatat hasil penjualan
piutang dagang xx
hasil penjualan xx
      b. mencatat harga pokok penjualan harga pokok penjualan xx
barang-barang konsinyasi xx
c. menghapus saldo rekening pengiriman barang-barang pada akhir periode tahun buku untuk barang-barang yang telah terjual
hasil penjualan xx
harga pokok penjualan xx
barang-barang konsinyasi xx
pengiriman barang-barang konsinyasi xx
kas xx
piutang dagang xx
     4) penerimaan/pengiriman uang kas
kas xx
piutang dagang xx

Sumber Hadori Yunus Hartanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta, 1981, halaman 153.


PAJAK BARANG KONSINYASI
Berdasarkan UU RI No.18 Tahun 2000 tentang :TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, barang konsinyasi langsung dikreditkan pajaknya dan jika dikembalikan, diperhitungkan selisihnya dalam periode laporan akuntansi.


PENYAJIAN TRANSAKSI PENJUALAN KONSINYASI DALAM LAPORAN KEUANGAN
Prosedur-prosedur yang harus digunakan oleh pihak konsinyor jika menghendaki penyajian informasi lebih lengkap baik mengenai penjualan konsinyi maupun penjualan reguler adalah dengan melakukan pencatatan transaksi penjualan konsinyasi secara terpisah dari transaksi penjualan biasa.
Penyajian didalam laporan perhitungan laba rugi dapat dibukukan dengan cara :
a)     Menggabungkan data-data penjualan harga pokok penjualan dan biaya penjualan dari transaksi konsinyasi dengan data-data yang sama pada transaksi penjualan biasa.
b)     Data harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan biasa. Pelaoran yang demikian dipakai apabila transaksi penjualan barang konsinyasi merupakan bagian yang penting dalam kegiatan distribusinya.
c)     Menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi didalam laporan perhitungan laba rugi dengan melaporkan laba rugi penjualan konsinyasi tanpa menyajikan data penjulan dan biaya-biaya yang bersangkutan yaitu dengan cara menambah (mengurangkan) laba rugi konsinyasi dari laba kotor penjualan biasa.


PENYELESAIAN BARANG YANG MASIH TERSISA
Pada akhir periode tertentu, sering kali masih terdapat barangkonsinyasi yang tersisa. Bila hal ini terjadi maka hal-hal yang perludiperhatikan:
a)   Hanya barang yang terjual saja yang dilaporkan oleh komisioner kepihak pengamanat. Selama barang konsinyasi tetap berada di pihakkomisioner, maka tidak ada pencatatan yang perlu dibuat, baik olehpengamanat maupun komisioner. Bila barang konsinyasi ditarik,maka pengamanat akan menambah nilai persediaannya sebesarharga pokok barang konsinyasi yang ditarik tersebut dan di lainpihak komisioner akan membuat memo atas barang yang ditarik tersebut.
b)   Ongkos angkut dibebankan secara proporsional ke barangkonsinyasi
c)   Pengamanat harus mencatat berapa harga pokok yang melekat padabarang konsinyasi yang belum terjual.

Apabila seluruh barang konsinyasi sudah terjual maka saldo rekening barang konsinyasi akan menunjukkan laba (apabila bersaldo kredit) atau rugi (apabila bersaldo debit). Apabila pada akhir periode masih terdapat barang konsinyasi yang belum terjual, sebaiknya disajikan di dalam neraca sebagai elemen persediaan dan disajikan secara terpisah dari persediaan yang ada di gudang (didisclosure). Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat hanya mencakup 4 transaksi, yaitu:
a.    Pengiriman barang konsinyasi
b.    Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
c.    Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
d.     Menerima pembayaran dari komisioner.


BEBAN-BEBAN KONSINYASI YANG MENAMBAH NILAI BARANG (HPP)
Ø  Beban angkut yang dikeluarkan pengamanat.
Ø  Beban asuransi yang dikeluarkan komisioner.
Ø  Beban promosi yang dikeluarkan komisioner.
Ø  Beban sewa yang dikeluarkan komisioner.


CONTOH SOAL
Toko MAJU JAYA bertindak selaku komisioner yang menjual barang-barang elektronik milik PD UTAMA. Transaksi yang terjadi pada Toko MEDIAN JAYA selama bulan Maret 2003 sehubungan dengan barang konsinyasi, sebagai berikut :
3 Maret, PD UTAMA mengirim 26 unit TV Sharp 1404 GE kepada Toko MEDIAN JAYA. Harga pokok tiap unit Rp. 1.500.000 harga jual tiap unit Rp. 2.300.000. Komisi 20%, Biaya pengiriman Rp. 520.000.
4 Maret, Penerimaan kiriman barang selaku konsinyasi dari PD UTAMA, berupa 26 unit TV Sharp 1404 GE. Harga jual tiap unit Rp. 2.300.000, komisi 20% dari harga jual.
12 Maret, Penjualan tunai 8 unit TV Sharp 1404 GE. Harga tiap unit Rp. 2.300.000. Beban pengiriman Rp. 50.000 dan Biaya pemasangan Rp. 40.000 dibayar tunai.
26 Maret, Penjualan 12 unit TV Sharp 1404 GE kepada Toko SINAR. Harga tiap unit Rp. 2.300.000 pembayaran dalam 30 hari. Beban pengiriman sebesar Rp. 80.000 dibayar tunai.
31 Maret, Pengiriman laporan perhitungan penjualan kepada PD UTAMA
31 Maret, PD UTAMA menerima laporan hasil perhitungan penjualan konsinyasi dari Toko MEDIAN JAYA

JAWAB
Laba Penjualan Dicatat Terpisah : (dalam Rupiah)
Toko MAJU JAYA
(Komisioner)
PD UTAMA
(Pengamanat)
    3/3
Tidak dijurnal
Barang Konsinyasi Keluar    39.000.000
      Pengiriman Barang Konsinyasi      39.000.000
(26 x Rp. 1.500.000)
Barang Konsinyasi Keluar        520.000
       Kas                                                   520.000
(Mencatat beban pengiriman)
    4/3
Tidak dijurnal, hanya dibuat memo :
“Diterima 26 unit TV Sharp 1404 GE, harga jual Rp. 2.300.000, komisi 20%”.
Tidak dijurnal
   12/3
a)     Kas                           18.400.000
     Brg Konsinyasi Masuk     18.400.000
(8 x Rp. 2.300.000)
b)      Brg Konsinyasi Masuk     90.000
     Kas                                        90.000
(Mencatat beban-beban)
c)      Brg Konsinyasi Masuk  3.680.000
     Pendapatan Komisi             3.680.000
(Mencatat pendapatan komisi. 20% x 18.400.000)
Tidak dijurnal
26/3
a)      Piutang Dagang         27.600.000
 Brg Konsinyasi Masuk    27.600.000
(12 x 2.300.000)
b)      Brg Konsinyasi Masuk      80.000
  Kas                                      80.000
c)      Brg Konsinyasi Masuk    5.520.000
     Pendapatan Komisi       5.520.000
Tidak dijurnal
   31/1
Brg Konsinyasi Masuk   36.630.000
 Kas                            36.630.000
Kas                                     36.630.000
Brg Konsinyasi Keluar          9.370.000
        Penjualan Konsinyasi                46.000.000
   31/1

AJP:
HPP Konsinyasi                     30.000.000
Beban Penjualan Konsinyasi    9.770.000
       Brg Konsinyasi Keluar                  39.770.000

Perhitungan AJP:
HPP (20 x Rp. 1.500.000)                                                                           Rp. 30.000.000
Biaya yang dibebankan
Komisi (20% x Rp. 46.000.000)                                         Rp.  9.200.000
Biaya Pengiriman dan Pemasangan dari Komisioner             Rp.     170.000
Biaya Pengiriman dari Pengamanat                                            Rp.      400.000
20 x (520.000:26)                                                                
Rp.    9.770.000
Jml yang harus dikeluarkan dari akun
Brg Konsinyasi Keluar                                                                    Rp. 39.770.000


Laba Penjualan Dicatat Tidak Terpisah : (dalam Rupiah)
Toko MAJU JAYA
(Komisioner)
3/3
Tidak dijurnal
4/3
Tidak dijurnal, hanya dibuat memo :
“Diterima 26 unit TV Sharp 1404 GE, harga jual Rp. 2.300.000, komisi 20%”.
12/3
    a)     Kas                             18.400.000
     Penjualan                           18.400.000
   b)   Hutang- PD UTAMA         90.000
     Kas                                           90.000
   c)    Pembelian                     14.720.000
     Hutang- PD UTAMA          14.720.000
(18.400.000-20%)
26/3
   a)    Piutang Dagang            27.600.000
          Penjualan                            27.600.000
   b)   Hutang- PD UTAMA            80.000
        Kas                                            80.000
c)   Pembelian                     22.080.000
        Hutang- PD UTAMA           22.080.000
31/1
Hutang- PD UTAMA     36.630.000
        Kas                                    36.630.000
(mencatat laporan perhitungan penjualan dan pengiriman cek)



Laba Rugi PD UTAMA :

Penjualan                                                                 Rp. 46.000.000
            HPP
            20 x Rp. 1.500.000   Rp.30.000.000
            Beban Angkut                      Rp.     400.000
            (20:26 x Rp. 520.000)

HPP                                                                            (Rp. 30.400.000)
Laba Kotor                                                                 Rp. 15.600.000
Beban Penjualan :
            B. Pengiriman & Pemasangan                                  (Rp.      170.000)
            B. Komisi                                                       (Rp.   9.200.000)
Laba Bersih                                                              Rp.    6.230.000