A. Pengertian
Keadaan darurat adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007).

B. Prosedur Penanganan Keadaan Darurat
1. Hentikan semua pekerjaan, matikan semua peralatan yang menggunakan arus listrik, kompor masak atau sumber api lainnya.
2. Selamatkan barang-barang berharga anda termasuk dokumen-dokumen penting lainnya, jangan membawa barang yang berat selama evakuasi.
3. Kunci lemari besi atau brangkas.
4. Pada saat anda keluar, tutup pintu kantor agar asap tidak menyebar “ tetapi jangan dikunci ” dan segera tinggalkan, serta cari jalan keluar.
5. Berjalan dengan tenang, jangan berlari dan panik saat meninggalkan kantor atau mess, jika pandangan terasa gelap, mendekatlah ke dinding, sambil bergerak maju mencari jalan keluar yang terdekat.
6. Karyawan yang ditugaskan sebagai TeamEvakuasi jangan meninggalkan kantor atau mess sebelum memastikan bahwa tidak seseorang pun tertinggal dikantor, toilet, gudang dan kamar.
7. Semua karyawan diminta untuk ikut membantu menanggulangi semua kemungkinan yang dapat merugikankantor.
8. Tetap berkumpul di Evacuation Point sampai situasi aman.
9. Petugas tehnisi gedung/pejabat lain, menginformasikan ke Kasubbag Umum atau Kabag TU. Kasubbag Umum usahakan mendapat persetujuan Kabag TU. Kabag TU mengambil langkah pengendalian selanjutnya.
10. Secara berkala petugas gedung memeriksa peralatan penanganan kondisi darurat dan mengurus laporan kondisi peralatan.
C. Macam-macam Situasi Darurat, Penyebab dan Penanggulangan nya
1. Renjatan (shock)
Renjatan (shock) adalah keadaan payah peredaran darah yang ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat, pernapasan yang cepat dan dangkal, perasaan takut dan gelisah, rasa haus dan lemah, kulit yang dingin dan pucat, serta kesadaran yang menurun sehingga penderita mengacuhkan keadaan sekelilingnya. Untuk mengatasi renjatan, segera lakukan tindakan berikut :
1. Korban diletakkan terlentang, kepala lebih rendah dari pada kaki.
2. Seluruh tubuh diselimuti untuk melawan kehilangan panas tubuh.
3. Jika korban masih sadar dan dapat dapat menelan, segera beri minuman hangat yang tidak beralkohol, misal the hangat manis.
4. Jika korban pingsan, usahakan agar segera siuman dengan menyurungkan uap amoniak di bawah hidungnya.
2. Luka dan Perdarahan
Umumnya tiap luka menimbulkan perdarahan. Perdarahan itu dapat terjadi ke luar atau ke dalam rongga-rongga badan. Perdarahan ke luar, diatasi dengan :
1. Pembalut tekanan. Luka ditekan erat-erat dengan kain kasa steril atau dengan sapu tanagan yang baru diseterika; perdarahan dari vena dan perdarahan ringan dapat segera dihentikan. Perdarahan pada anggota badan (lengan dan tungkai) dapat berhenti lebih cepat lagi dengan meletakkan anggota abadan yang bersangkutan ke atas.
2. Jika dengan pembalut tekanan setelah 5 menit, perdarahan belum berhenti, usahakan mengatasi perdarahan dengan menekan arteri di tempat pembuluh itu melintasi tulang pada tempat terdekat dari luka ke arah jantung. Selekas perdarahan berhenti. Diberi pembalut tekanan, lalu tekanan pada arteri berangsur-angsur dihentikan.
3. Memakai tuniket (jerat yang diputar), jika perdarahan pada lengan atau kaki tidak dapat dihentikan dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas.
Perdarahan ke dalam, dapat terjadi karena cedera atau karena penyakit pada alat-alat tubuh, seperti paru-paru, lambung, hati, limpa, atau usus. Darah dapat mengisi rongga-rongga badan atau masuk ke dalam rongga alat-alat dalam. Pada hal terakhir, darah dapat keluar sewaktu penderita batuk, muntah, atau sewaktu buang air besar. Hal demikian dapat menimbilkan terjadinya renjatan (shock). Upaya penanganannya, secepat mungkin minta pertolongan dokter.
3. Asfiksia
Asfiksia dapat terjadi karena hambatan penyeluran udara pernapasan dari luar (cekikan, jerat pada gantung diri, dan tenggelam), atau karena penyumbatan saluran pernapasan oleh benda asing di dalam tenggorok, batang tenggorok, atau cabang tenggorok. Pada asfiksia karena sebab-sebab dari luar, penyebabnya segera dijauhkan dari penderita. Jika pernapasan telah berhenti, segera lakukan pernapasan buatan.
1. Pada korban asfiksia karena tenggelam, segera beri bantuan pernapasan buatan, jangan membuang waktu dengan usaha-usaha untuk mengeluarkan air dari badannya.
2. Jika asfiksia disebabkan kemasukan benda asing ke dalam saluran pernapasan, maka korban dianjurkan membungkuk atau diletakkan telungkup dengan kepala dan bahu ke luar dari tempat tidur, kemudian pukul-pukul pada bagian punggungnya, diantara kedua tulang belikat. Jika benda asing tidak juga keluar, segera minta bantuan medis dan bila perlu selama dalam perjalanan dikerjakan pernapasan buatan.
4. Keracunan
Pada keracunan melalui mulut diperlukan tindakan segera, karena makin lama racun terdapat di lambung, maka racun akan menyebar ke dalam darah yang dapat menimbulkan pusing, muntah-muntah, sakit perut, kejang-kejang, terkadang mencret bahkan pingsan. Sambil menunggu pertolongan dokter, upayakan untuk melarutkan racun dan mengeluarkan nya dari lambung dengan menyebabkan muntah, kecuali jika racun yang tertelah itu adalah asam atau alkali keras.
Beberapa cara untuk menyebabkan korban muntah, yaitu :
1) korban diberi minum larutan air garam panas (1 sdt garam dapur dalam 1 gelas air panas)
2) korban diberi air sabun (sepotong sabun yang dilarutkan dalam segelas air panas)
3) korban dikilik kerongkongannya dengan jari telunjuk untuk membangkitkan reflex muntah.
Korban harus tetap dijaga supaya suhu badannya tidak menurun (ditutupi selimut tebal). Jika pernapasannya terhenti, segera lakukan pernapasan buatan. Jika racun dapat dikeluarkan, korban diberi air minum segelas susu atau putih telur mentah (dari 2-5 butir telur dicampur dengan sedikit air).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar