Welcome Guys!! Enjoy in this blog^^

Senin, 02 Januari 2017

PENJUALAN ANGSURAN



PENGERTIAN PENJUALAN ANGSURAN
Penjualan Angsuran adalah penjualan dengan syarat pembayaran secara angsuran selama batas waktu tertentu. Masa atau periode penagihan angsuran untuk barang-barang tidak bergerak biasanya lebih dari tiga tahun. Untuk menjamin kepentingan pihak penjual, transaksi penjualan angsuran harus didukung dengan surat perjanjian antara lain : Identitas barang yang dijual, harga barang, uang muka (down payment), besarnya angsuran, jatuh tempo angsuran dan ketentuan-ketentuan lain dalam hal pembeli tidak dapat memenuhi kewajibannya.

Menurut Allan R. Drebin (1996: 121) dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan Penjualan Angsuran Barang Dagangan adalah:
“Penjualan barang dagangan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Dan didalam penjualan angsuran barang-barang dagangan mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1.     Pembayaran Uang Muka
Yaitu pembayaran uang muka yang dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar persentase tertentu dari harga jual barang atau sebesar jumlah rupiah yang telah ditentukan
2.     Pembayaran Angsuran
Yaitu pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran yang besarnya telah ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.

Menurut Hadori Yunus Harnanto (1987:6) dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan Penjualan Angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap yaitu pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagai bagian dari harga penjualan (down payment) dan sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.

Dan untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat bentuk perjanjian (kontrak penjualan) penjualan angsuran sebagai berikut:
1)     Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract). Dimana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruh pembayarannya pertama.
2)     Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayarannya pertama telah dilakukan hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotik untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual.
3)     Hak milik atas barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akte kepercayaan.
4)     Beli-sewa (lease-purchase), dimana barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.

Untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut:
1)    Besarnya pembayaran pertama (down payment) harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas.
2)    Jangka waktu pembayaran diantara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan.
3)    Besarnya pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya.


PROSEDUR AKUNTANSI PENJUALAN ANGSURAN SISTEM PERPETUAL
1. Laba kotor diakui pada periode saat terjadinya transaksi penjualan
Pada metode ini laba kotor diakui saat penjualan sehingga saldo piutang penjualan angsuran merupakan beban pokok penjualan yang belum diterima pembayarannya. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
2. Laba kotor diakui pada periode-periode akuntansi selama masa penagihan angsuran (proporsional)
Pada metode ini laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas, sehingga saldo piutang penjualan angsuran terdiri dari laba kotor yang belum direalisasi dan beban pokok penjualan angsuran. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran dan laba kotor belum direalisasi merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.


PERHITUNGAN BUNGA DALAM PENJUALAN ANGSURAN
1)    Bunga dihitung dari pokok pinjaman/sistem bunga tetap dan angsuran pokok tetap.
Dalam metode ini besarnya bunga dihitung dari pokok pinjaman sehingga besarnya bunga adalah tetap.
2)    Bunga dihitung dari sisa pinjaman/Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap.
Besarnya bunga dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung periodenya bulanan atau tahunan. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo awal bulan. Kalau angsuran tahunan, maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun. Jumlah bunga semakin lama semakin turun.
3)    Sistem anuitas.
Besarnya bunga dihitung menggunakan rumus anuitas. Dengan menggunakan rumus anuitas jumlah angsuran tetap tetapi jumlah bunga semakin menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat.        


CONTOH SOAL
PT SINAR JAYA pada tanggal 1 Mei 2003 menjual 10 petak tanah dengan syarat pembayaran sebagai berikut :
      1)      Harga jual tiap petak Rp. 42.000.000
      2)      Uang muka Rp. 4.200.000, dibayar pada saat kontrak jual beli ditandatangani.
      3)     Sisa terutang dibayar 60 kali angsuran bulanan, ditambah bunga 12%. Jatuh tempo angsuran pertama 1 Juni 2003
PT SINAR JAYA menerapkan system pencatatan perpetual. Sementara bunga dihitung dengan metode long-end interest. Harga pokok tiap petak tanah Rp. 32.000.000.

PT SINAR JAYA                                   (dalam Rupiah)
Laba kotor diakui pada periode saat terjadinya transaksi penjualan
Laba kotor diakui pada periode-periode akuntansi selama masa penagihan angsuran (proposional)
      1/5
Kas                               4.200.000
Piutang Angsuran    415.800.000
      Penjualan Angsuran                420.000.000
(10 x Rp. 42.000.000 = Rp. 420.000.000)
Penjualan Angsuran  420.000.000
      Tanah                                      320.000.000
      LK Penjualan Angsuran         100.000.000
Kas                               4.200.000
Piutang Angsuran    415.800.000
      Penjualan Angsuran                420.000.000
(10 x Rp. 42.000.000 = Rp. 420.000.000)
Penjualan Angsuran  420.000.000
      Tanah                                      320.000.000
      LK Penjualan Angsuran         100.000.000
      1/6
Kas                           11.088.000
      Piutang Angsuran                 6.930.000 
      Pendapatan Bunga                4.158.000
(Perhitungan:
Angsuran                       Rp.6.930.000
Bunga (1 Mei-1 Juni)
Rp. 415.800.000 x 1%=   Rp.4.158.000
Jml yg diterima              Rp.11.088.000
Kas                           11.088.000
      Piutang Angsuran                 6.930.000 
      Pendapatan Bunga                4.158.000
(Perhitungan:
Angsuran                       Rp.6.930.000
Bunga (1 Mei-1 Juni)
Rp. 415.800.000 x 1%=   Rp.4.158.000
Jml yg diterima              Rp.11.088.000
      1/7
Kas                       11.046.420
      Piutang Angsuran          6.930.000
 Pendapatan Bunga         4.116.420
(Perhitungan :
Angsuran                              Rp. 6.930.000
Bunga (1 Juni-1 Juli)             Rp. 4.116.420
(415.800.000-4.158.000)x1%
Kas                       11.046.420
      Piutang Angsuran          6.930.000
 Pendapatan Bunga         4.116.420
(Perhitungan :
Angsuran                              Rp. 6.930.000
Bunga (1 Juni-1 Juli)             Rp. 4.116.420
(415.800.000-4.158.000)x1%
   31/12
LK Penjualan Angsuran  100.000.000
       Ikhtisar L/R                        100.000.000
Presentase LK atas harga jual :
100.000.000:420.000.000x100% = 24%
- hasil penjualan yang diterima kas
   Uang muka                          4.200.000
Angsuran bulan (Juni-Des)
7 x 6.930.000                         48.510.000
Jumlah                                  52.710.000
25% x 52.710.000                  13.177.500

LK yg belum direalisasi     13.177.500
         LK yg direalisasi               13.177.500
LK yg direalisasi                13.177.500
         Ikhtisar L/R                       13.177.500
   31/12

415.800.000-48.510.000 = 367.290.000
367.290.000 x 1% = 3.672.900
AJP:
Piutang Dagang      3.672.900
      Pendapatan Bunga      3.672.900
Jurnal Pembalik:
Pendapatan Bunga   3.672.900
      Piutang Dagang          3.672.900


PROSEDUR AKUNTANSI PENJUALAN ANGSURAN SISTEM FISIK
Prosedur ini biasa dilakukan pada penjualan barang yang sifatnya kecil. Laba kotor penjualan angsuran dicatat secara periodic yaitu dengan mendebet akun Penjualan Angsuran, kredit Barang Penjualan Angsuran dan akun Laba Kotor yang Belum Direalisasi. Sementara laba kotor yang direalisasi untuk suatu periode seperti biasa dipindahkan dari akun Laba Kotor yang Belum Direalisasi pada akhir periode dipindahkan ke akun Ikhtisar Laba Rugi dengan mendebet akun Barang Penjualan Angsuran dan kredit akun Ikhtisar Laba Rugi.


PEMBATALAN PENJUALAN ANGSURAN
Pencatatan transaksi pembatalan penjualan angsuran meliputi :
1.      Mencatat pemilikan kembali atas barang yang dibatalkan penjualannya, yaitu dengan mendebet akun aktiva yang bersangkutan sebesar harga yang ditetapkan atas dasar penilaian kembali.
2.      Mencatat penghapusan saldo piutang angsuran yang terkait, yaitu dengan mengkredit akun Piutang Angsuran.
3.      Mencatat penghapusan saldo laba kotor yang belum direalisasi. Dalam hal ini digunakan metode Angsuran, pencatatan dilakukan dengan mendebet akun Laba Kotor yang Belum Direalisasi.
4.      Mencatat laba atau rugi yang timbul akibat pemilikan kembali atas barang yang dibatalkan penjualannya.


PENGAKUAN LABA KOTOR
Dasar pengakuan laba yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran
adalah:
1.  Dasar Penjualan (Accrual Basis)
Bila menggunakan dasar ini, laba kotor diakui pada saat penjualan angsuran terjadi tanpa memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Cara ini sama dengan pencatatan penjualan kredit biasa. Metode ini dapat digunakan bila memenuhi 3 kondisi:
·      Jangka waktu pembayaran relatif pendek
·      Kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil
·      Biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan angsuran bisa ditaksir dengan teliti
                                              
2.  Dasar tunai (Cash Basis)
Dalam metode ini laba kotor diakui saat pengumpulan kas. Setiap
pengumpulan kas terdiri dari:
ü  Pembayaran atas beban pokok penjualan dan
ü  Pembayaran atas laba kotor

Metode untuk memperlakukan penerimaan piutang penjualan angsuran, yaitu:
1. Harga pokok kemudian laba kotor (cost recovery method)
Dalam metode ini penerimaan kas pertama dianggap sebagai penutup beban pokok penjualan dahulu, setelah beban pokok penjualan tertutup, baru penerimaan kas berikutnya diakui
sebagai laba kotor.
2. Laba kotor kemudian harga pokok
Dalam metode ini penerimaan kas pertama dianggap sebagai perolehan laba kotor dahulu, setelah laba kotor tercapai baru sisa penerimaan kas berikutnya diakui sebagai penutup harga
pokok.
3. beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional (metode penjualan angsuran)
Dalam metode ini setiap periode penerimaan kas diakui adanya pembayaran beban pokok penjualan dan realisasi laba kotor. Dari ketiga metode di atas, yang paling banyak dipakai adalah perlakuan yang ketiga, yaitu beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional setiap menerima kas.


TUKAR TAMBAH ATAU TRADE IN
Tukar tambah adalah penjualan dimana pembeli menyerahkan barangnya sebagai uang muka (down payment/DP) kekurangannya dibayar secara angsuran. Dalam penjualan angsuran sering terjadi cara tukar tambah untuk menarik pembeli. Dalam tukar tambah, barang yang diserahkan sebagai uang muka dicatat berdasar realisasi bersihnya dengan syarat :
Nilai realisasi bersih tidak boleh melebihi nilai pokok pengganti (current replacement cost).
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual barang dikurangi biaya perbaikan, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lain serta taksiran laba yang diharapkan. Selisih antara harga yang disepakati dengan nilai realisasi bersih dimasukkan ke rekening cadangan kelebihan harga. Pada akhir periode rekening cadangan kelebihan harga mengurangi rekening penjualan angsuran. Jadi harga penjualan angsuran sebenarnya adalah sebesar rekening penjualan dikurangi cadangan kelebihan harga.
Contoh:
Sebuah dealer menjual sebuah motor dengan harga pokok Rp 9.600.000,00, dijual kepada pembeli dengan perjanjian penjualan angsuran seharga Rp 9.900.000,00. Sebagai pembayaran pertama (down payment) si pembeli menyerahkan sebuah sepeda motor bekas dan disetujui dengan harga Rp 5.600.000,00. Diperkirakan biaya-biaya yang dipertukarkan untuk perbaikan sepeda motor bekas tersebut berjumlah Rp 360.000,00, sedangkan harga penjualan normal setelah diperbaiki adalah Rp 5.240.000,00. Dealer tersebut mengharapkan laba normal sebesar 25% dari harga penjualan sepeda motor bekas. Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah yang diperlukan untuk mencatat transaksi pertukaran itu oleh dealer disusun sebagai berikut:
Perhitungan:
Harga pertukaran kendaraan bekas Rp 5.600.000,00
Harga penilaian terhadap mobil bekas:
* Harga jual sesudah diperbaiki Rp 5.240.000,00
* Ongkos perbaikan Rp 360.000,00
(dikurangi):
* Laba normal yang diharapkan
Penjualan kembali kendaraan
(25% x Rp 5.240.000,00) Rp 1.310.000,00
Rp 1.670.000,00
Rp 3.570.000,00
Rp 2.030.000,00


PEMBATALAN PENJUALAN ANGSURAN
Dalam penjualan angsuran kadangkala pembeli tidak dapat melunasi angsurannya sehingga terjadi pembatalan penjualan angsuran.
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh penjual adalah:
1.        Barang yang sudah dijual dimiliki kembali.
Penjual harus menilai kembali barang tersebut. Dalam penilaian kembali harus dipertimbangkan cadangan untuk perbaikan dan laba normal yang diharapkan apabila barang tersebut dijual lagi (nilai realisasi bersih).
2.     Piutang penjualan angsuran yang belum dibayar dibatalkan.
3.   Mencatat laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran. Tergantung metode pengakuan laba kotor yang digunakan (laba kotor diakui saat penjualan atau laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas).
                                                            
Laba Kotor Diakui Saat Penjualan
Pada metode ini laba kotor diakui saat penjualan sehingga saldo piutang penjualan angsuran merupakan beban pokok penjualan yang belum diterima pembayarannya. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
                                                           
Laba Kotor Diakui Secara Proporsional dengan Penerimaan Kas
Pada metode ini laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas, sehingga saldo piutang penjualan angsuran terdiri dari laba kotor yang belum direalisasi dan beban pokok penjualan angsuran. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran dan laba kotor belum direalisasi merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.

2 komentar:

  1. Mau nanya angsuran 6.930.000 itu darimana ya

    BalasHapus
  2. cara ngitung bunga dari sisa pinjaman gimana? dan apa tabelnyaa

    BalasHapus