PENGERTIAN PENJUALAN
ANGSURAN
Penjualan Angsuran adalah penjualan dengan syarat pembayaran secara
angsuran selama batas waktu tertentu. Masa atau periode penagihan angsuran
untuk barang-barang tidak bergerak biasanya lebih dari tiga tahun. Untuk
menjamin kepentingan pihak penjual, transaksi penjualan angsuran harus didukung
dengan surat perjanjian antara lain : Identitas barang yang dijual, harga
barang, uang muka (down payment), besarnya angsuran, jatuh tempo angsuran dan
ketentuan-ketentuan lain dalam hal pembeli tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Menurut Allan
R. Drebin (1996: 121) dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan Penjualan Angsuran
Barang Dagangan adalah:
“Penjualan
barang dagangan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan
waktu yang telah ditentukan. Dan didalam penjualan angsuran barang-barang
dagangan mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1. Pembayaran
Uang Muka
Yaitu
pembayaran uang muka yang dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar
persentase tertentu dari harga jual barang atau sebesar jumlah rupiah yang
telah ditentukan
2. Pembayaran
Angsuran
Yaitu
pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran yang besarnya telah
ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang tergantung pada
lamanya jangka waktu angsuran.
Menurut Hadori
Yunus Harnanto (1987:6) dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan
Penjualan Angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana
pembayaran dilakukan secara bertahap yaitu pada saat barang-barang diserahkan
kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagai bagian dari harga penjualan (down
payment) dan sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.
Dan untuk melindungi kepentingan penjual dari
kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka
terdapat bentuk perjanjian (kontrak penjualan) penjualan angsuran sebagai
berikut:
1) Perjanjian
penjualan bersyarat (conditional sales contract). Dimana barang-barang telah
diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai
seluruh pembayarannya pertama.
2) Pada saat
perjanjian ditandatangani dan pembayarannya pertama telah dilakukan hak milik
dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotik
untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual.
3) Hak milik
atas barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee)
sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh
pembeli baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.
Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akte kepercayaan.
4) Beli-sewa
(lease-purchase), dimana barang yang telah diserahkan kepada pembeli.
Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar
lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.
Untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan
kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut:
1) Besarnya
pembayaran pertama (down payment) harus cukup untuk menutup semua kemungkinan
terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi
barang bekas.
2) Jangka waktu
pembayaran diantara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu
lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan.
3) Besarnya
pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkan cukup untuk menutup
kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran
yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya.
PROSEDUR AKUNTANSI PENJUALAN
ANGSURAN SISTEM PERPETUAL
1. Laba kotor diakui pada periode saat terjadinya
transaksi penjualan
Pada metode ini laba kotor diakui saat penjualan
sehingga saldo piutang penjualan angsuran merupakan beban pokok penjualan yang
belum diterima pembayarannya. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas
barang yang diterima kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran merupakan
laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
2. Laba kotor
diakui pada periode-periode akuntansi selama masa penagihan angsuran
(proporsional)
Pada metode ini laba kotor diakui secara proporsional
dengan penerimaan kas, sehingga saldo piutang penjualan angsuran terdiri dari
laba kotor yang belum direalisasi dan beban pokok penjualan angsuran. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima
kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran dan laba kotor belum
direalisasi merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
PERHITUNGAN BUNGA DALAM PENJUALAN ANGSURAN
1) Bunga
dihitung dari pokok pinjaman/sistem bunga tetap dan angsuran pokok tetap.
Dalam metode
ini besarnya bunga dihitung dari pokok pinjaman sehingga besarnya bunga adalah
tetap.
2)
Bunga dihitung dari sisa pinjaman/Sistem
bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap.
Besarnya bunga
dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung periodenya bulanan atau
tahunan. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo awal bulan. Kalau
angsuran tahunan, maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun. Jumlah bunga
semakin lama semakin turun.
3) Sistem
anuitas.
Besarnya bunga dihitung menggunakan rumus anuitas. Dengan
menggunakan rumus anuitas jumlah angsuran tetap tetapi jumlah bunga semakin
menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat.
CONTOH SOAL
PT SINAR JAYA pada tanggal 1 Mei 2003 menjual 10 petak tanah dengan syarat
pembayaran sebagai berikut :
1) Harga jual tiap petak Rp. 42.000.000
2) Uang muka Rp. 4.200.000, dibayar pada saat
kontrak jual beli ditandatangani.
3) Sisa terutang dibayar 60 kali angsuran bulanan,
ditambah bunga 12%. Jatuh tempo angsuran pertama 1 Juni 2003
PT SINAR JAYA menerapkan system pencatatan perpetual. Sementara bunga
dihitung dengan metode long-end interest. Harga pokok tiap petak tanah Rp.
32.000.000.
PT SINAR JAYA (dalam
Rupiah)
Laba kotor
diakui pada periode saat terjadinya transaksi penjualan
|
Laba kotor
diakui pada periode-periode akuntansi selama masa penagihan angsuran
(proposional)
|
|
1/5
|
Kas
4.200.000
Piutang Angsuran 415.800.000
Penjualan Angsuran 420.000.000
(10 x Rp. 42.000.000 = Rp. 420.000.000)
Penjualan Angsuran 420.000.000
Tanah
320.000.000
LK Penjualan Angsuran 100.000.000
|
Kas
4.200.000
Piutang Angsuran 415.800.000
Penjualan Angsuran 420.000.000
(10 x Rp. 42.000.000 = Rp. 420.000.000)
Penjualan Angsuran 420.000.000
Tanah
320.000.000
LK Penjualan Angsuran 100.000.000
|
1/6
|
Kas
11.088.000
Piutang Angsuran 6.930.000
Pendapatan Bunga 4.158.000
(Perhitungan:
Angsuran
Rp.6.930.000
Bunga (1 Mei-1 Juni)
Rp. 415.800.000 x 1%= Rp.4.158.000
Jml yg diterima
Rp.11.088.000
|
Kas
11.088.000
Piutang Angsuran 6.930.000
Pendapatan Bunga 4.158.000
(Perhitungan:
Angsuran
Rp.6.930.000
Bunga (1 Mei-1 Juni)
Rp. 415.800.000 x 1%= Rp.4.158.000
Jml yg diterima
Rp.11.088.000
|
1/7
|
Kas
11.046.420
Piutang Angsuran 6.930.000
Pendapatan Bunga 4.116.420
(Perhitungan :
Angsuran
Rp. 6.930.000
Bunga (1 Juni-1 Juli)
Rp. 4.116.420
(415.800.000-4.158.000)x1%
|
Kas
11.046.420
Piutang Angsuran 6.930.000
Pendapatan Bunga 4.116.420
(Perhitungan :
Angsuran
Rp. 6.930.000
Bunga (1 Juni-1 Juli)
Rp. 4.116.420
(415.800.000-4.158.000)x1%
|
31/12
|
LK Penjualan Angsuran 100.000.000
Ikhtisar L/R 100.000.000
|
Presentase LK atas harga jual :
100.000.000:420.000.000x100% = 24%
- hasil penjualan yang diterima kas
Uang muka 4.200.000
Angsuran bulan (Juni-Des)
7 x 6.930.000
48.510.000
Jumlah
52.710.000
25% x 52.710.000
13.177.500
LK yg belum direalisasi
13.177.500
LK yg direalisasi 13.177.500
LK yg direalisasi
13.177.500
Ikhtisar L/R 13.177.500
|
31/12
|
415.800.000-48.510.000 = 367.290.000
367.290.000 x 1% = 3.672.900
AJP:
Piutang Dagang 3.672.900
Pendapatan Bunga 3.672.900
Jurnal Pembalik:
Pendapatan Bunga 3.672.900
Piutang Dagang 3.672.900
|
PROSEDUR AKUNTANSI PENJUALAN
ANGSURAN SISTEM FISIK
Prosedur ini biasa dilakukan pada penjualan
barang yang sifatnya kecil. Laba kotor penjualan angsuran dicatat secara
periodic yaitu dengan mendebet akun Penjualan
Angsuran, kredit Barang Penjualan
Angsuran dan akun Laba Kotor yang
Belum Direalisasi. Sementara laba kotor yang direalisasi untuk suatu
periode seperti biasa dipindahkan dari akun Laba
Kotor yang Belum Direalisasi pada akhir periode dipindahkan ke akun
Ikhtisar Laba Rugi dengan mendebet akun Barang
Penjualan Angsuran dan kredit akun Ikhtisar Laba Rugi.
PEMBATALAN
PENJUALAN ANGSURAN
Pencatatan transaksi
pembatalan penjualan angsuran meliputi :
1.
Mencatat pemilikan kembali atas barang yang dibatalkan penjualannya, yaitu dengan mendebet akun aktiva yang bersangkutan sebesar harga yang ditetapkan
atas dasar penilaian kembali.
2.
Mencatat penghapusan saldo piutang angsuran yang terkait, yaitu dengan
mengkredit akun Piutang Angsuran.
3.
Mencatat penghapusan saldo laba kotor yang belum direalisasi. Dalam hal ini
digunakan metode Angsuran, pencatatan dilakukan dengan mendebet akun Laba Kotor
yang Belum Direalisasi.
4.
Mencatat laba atau rugi yang timbul akibat pemilikan kembali atas barang yang
dibatalkan penjualannya.
PENGAKUAN LABA KOTOR
Dasar pengakuan laba yang dapat
dipakai dalam penjualan angsuran
adalah:
1. Dasar Penjualan (Accrual
Basis)
Bila menggunakan dasar ini, laba
kotor diakui pada saat penjualan angsuran terjadi tanpa memperhatikan apakah
pembayarannya sudah diterima atau belum. Cara ini sama dengan pencatatan
penjualan kredit biasa. Metode ini dapat digunakan bila memenuhi 3 kondisi:
· Jangka waktu
pembayaran relatif pendek
· Kemungkinan
terjadinya pembatalan sangat kecil
· Biaya-biaya
yang berhubungan dengan penjualan angsuran bisa ditaksir dengan teliti
2. Dasar tunai (Cash Basis)
Dalam metode ini laba kotor diakui
saat pengumpulan kas. Setiap
pengumpulan kas terdiri dari:
ü Pembayaran
atas beban pokok penjualan dan
ü Pembayaran
atas laba kotor
Metode untuk memperlakukan penerimaan piutang penjualan angsuran, yaitu:
1.
Harga pokok kemudian laba kotor (cost recovery method)
Dalam metode ini penerimaan kas
pertama dianggap sebagai penutup beban pokok penjualan dahulu, setelah beban
pokok penjualan tertutup, baru penerimaan kas berikutnya diakui
sebagai laba kotor.
2.
Laba kotor kemudian harga pokok
Dalam metode ini penerimaan kas
pertama dianggap sebagai perolehan laba kotor dahulu, setelah laba kotor tercapai
baru sisa penerimaan kas berikutnya diakui sebagai penutup harga
pokok.
3.
beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional (metode
penjualan angsuran)
Dalam metode ini setiap periode
penerimaan kas diakui adanya pembayaran beban pokok penjualan dan realisasi
laba kotor. Dari ketiga metode di atas, yang paling banyak dipakai adalah
perlakuan yang ketiga, yaitu beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara
proporsional setiap menerima kas.
TUKAR TAMBAH ATAU TRADE IN
Tukar tambah adalah penjualan dimana
pembeli menyerahkan barangnya sebagai uang muka (down payment/DP)
kekurangannya dibayar secara angsuran. Dalam penjualan angsuran sering terjadi
cara tukar tambah untuk menarik pembeli. Dalam tukar tambah, barang yang
diserahkan sebagai uang muka dicatat berdasar realisasi bersihnya dengan syarat
:
Nilai realisasi bersih tidak boleh
melebihi nilai pokok pengganti (current replacement cost).
Nilai realisasi bersih adalah
taksiran harga jual barang dikurangi biaya perbaikan, biaya pemasaran, dan
biaya-biaya lain serta taksiran laba yang diharapkan. Selisih antara harga yang
disepakati dengan nilai realisasi bersih dimasukkan ke rekening cadangan kelebihan harga. Pada akhir
periode rekening cadangan kelebihan
harga mengurangi rekening penjualan angsuran. Jadi harga
penjualan angsuran sebenarnya adalah sebesar rekening penjualan dikurangi
cadangan kelebihan harga.
Contoh:
Sebuah
dealer menjual sebuah motor dengan harga pokok Rp 9.600.000,00, dijual kepada
pembeli dengan perjanjian penjualan angsuran seharga Rp 9.900.000,00. Sebagai
pembayaran pertama (down payment) si pembeli menyerahkan sebuah sepeda motor
bekas dan disetujui dengan harga Rp 5.600.000,00. Diperkirakan biaya-biaya yang
dipertukarkan untuk perbaikan sepeda motor bekas tersebut berjumlah Rp
360.000,00, sedangkan harga penjualan normal setelah diperbaiki adalah Rp
5.240.000,00. Dealer tersebut mengharapkan laba normal sebesar 25% dari harga
penjualan sepeda motor bekas. Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah yang
diperlukan untuk mencatat transaksi pertukaran itu oleh dealer disusun sebagai
berikut:
Perhitungan:
Harga
pertukaran kendaraan bekas Rp 5.600.000,00
Harga
penilaian terhadap mobil bekas:
* Harga jual
sesudah diperbaiki Rp 5.240.000,00
* Ongkos
perbaikan Rp 360.000,00
(dikurangi):
* Laba
normal yang diharapkan
Penjualan
kembali kendaraan
(25% x Rp
5.240.000,00) Rp 1.310.000,00
Rp
1.670.000,00
Rp
3.570.000,00
Rp
2.030.000,00
PEMBATALAN PENJUALAN ANGSURAN
Dalam penjualan angsuran kadangkala
pembeli tidak dapat melunasi angsurannya sehingga terjadi pembatalan penjualan
angsuran.
Beberapa hal yang perlu dilakukan
oleh penjual adalah:
1. Barang yang
sudah dijual dimiliki kembali.
Penjual harus menilai kembali barang tersebut. Dalam
penilaian kembali harus dipertimbangkan cadangan untuk perbaikan dan laba
normal yang diharapkan apabila barang tersebut dijual lagi (nilai realisasi
bersih).
2. Piutang
penjualan angsuran yang belum dibayar dibatalkan.
3. Mencatat
laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran. Tergantung metode pengakuan laba kotor yang digunakan
(laba kotor diakui saat penjualan atau laba kotor diakui secara proporsional
dengan penerimaan kas).
Laba
Kotor Diakui Saat Penjualan
Pada metode ini laba kotor diakui
saat penjualan sehingga saldo piutang penjualan angsuran merupakan beban pokok
penjualan yang belum diterima pembayarannya. Jadi selisih antara nilai
realisasi bersih atas barang yang diterima kembali dengan saldo piutang
penjualan angsuran merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
Laba
Kotor Diakui Secara Proporsional dengan Penerimaan Kas
Pada metode ini laba kotor diakui
secara proporsional dengan penerimaan kas, sehingga saldo piutang penjualan
angsuran terdiri dari laba kotor yang belum direalisasi dan beban pokok penjualan
angsuran. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima
kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran dan laba kotor belum
direalisasi merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
Mau nanya angsuran 6.930.000 itu darimana ya
BalasHapuscara ngitung bunga dari sisa pinjaman gimana? dan apa tabelnyaa
BalasHapus