Majas adalah bahasa kias yang
dipergunakan untuk memperoleh efek tertentu dari suatu benda atau hal dengan
cara membandingkannya dengan benda lain atau hal lain yang lebih umum. Batasan
dalam pengertian majas dijelaskan bahwa bahasa kias yang akan membuat suatu hal
tersebut memiliki nilai rasa dan konotasi tertentu. Dalam buku karangan
Soemardjo dan Saini dijelaskan bahwa pengertian majas sebagai suatu cara dalam
menggunakan bahasa sehingga menambah daya ungkap maupun daya tarik.
A. MAJAS PERBANDINGAN
Majas Perbandingan ialah
kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan
juga pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari
cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas:
1.
Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan
benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
·
Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
·
Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
·
Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari
pertandingan tersebut.
2. Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap
dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini
ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Berikut ini sampaikan contoh majas asosiasi :
Contoh :
·
Semangatnya keras bagaikan baja.
·
Mukanya pucat bagai mayat.
·
Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama
3. Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara
langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau
kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang
berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat
pemuda adalah tulang punggung negara. Contoh majas metafora seperti berikut
ini.
Contoh:
·
Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
·
Raja siang keluar dari ufuk timur
·
Jonathan adalah bintang kelas dunia.
·
Harta karunku (sangat berharga)
·
Dia dianggap anak emas majikannya.
·
Perpustakaan adalah gudang ilmu.
4.
Alegori
Alegori adalah
Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori:
majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang
utuh.
Contoh:
Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori
biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Perjalanan
hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan
yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
5.
Simbolik
Simbolik
adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan
benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
·
Ia terkenal
sebagai buaya darat.
·
Rumah itu
hangus dilalap si jago merah.
·
Bunglon,
lambang orang yang tak berpendirian
·
Melati,
lambang kesucian
·
Teratai,
lambang pengabdian
6.
Metonimia
Metonimia
adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk
benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
·
Di
kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
·
Setiap pagi
Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
·
Ayah pulang
dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)
7.
Sinekdok
Sinekdok
adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a. Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh: (a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b. Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: (a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam
nanti.
8.
Simile
Pengungkapan
dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung,
seperti layaknya, bagaikan, " umpama",
"ibarat","bak", bagai".
Contoh:
Kau umpama
air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban
apa saja.
9.
Sinestesia
Sinestesia
adalah majas yang pengungkapannya berupa rasa dari alat indera yang
diungkapkan melalui ungkapan rasa alat indera lainnya.
Contoh: Kata-kata yang Anda ucapkan sungguh pedas.
diungkapkan melalui ungkapan rasa alat indera lainnya.
Contoh: Kata-kata yang Anda ucapkan sungguh pedas.
10.
Parabel
Adalah majas perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup. Majas ini terkandung dalam seluruh isi karangan.
Misalnya: Bhagawat gita, Mahabrata, Bayan Budiman.
Adalah majas perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup. Majas ini terkandung dalam seluruh isi karangan.
Misalnya: Bhagawat gita, Mahabrata, Bayan Budiman.
11. Tropen
Tropen adalah majas yang menggunakan kiasan kata atau istilah yang dalam penggunaanya ditujukan terhadap pekerjaan yang dilakukan orang lain.
Contoh : demi membiyayai anak cucunya, ia sampai membenamkan wajahnya di lumpur.
Tropen adalah majas yang menggunakan kiasan kata atau istilah yang dalam penggunaanya ditujukan terhadap pekerjaan yang dilakukan orang lain.
Contoh : demi membiyayai anak cucunya, ia sampai membenamkan wajahnya di lumpur.
12.
Eponim
Eponim adalah majas dimana nama dari seseorang begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama tersebut dipakai sebagai pengganti dari sifat orang tersebut.
Contoh : belajarlah yang giat, maka kau akan menjadi Einsten.
Eponim adalah majas dimana nama dari seseorang begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama tersebut dipakai sebagai pengganti dari sifat orang tersebut.
Contoh : belajarlah yang giat, maka kau akan menjadi Einsten.
13.
Eufimisme
Eufimisme adalah majas pengganti kata kasar dengan yang halus agar terkesan sopan.
Contoh : tunawisma itu akhirnya meninggal.
Eufimisme adalah majas pengganti kata kasar dengan yang halus agar terkesan sopan.
Contoh : tunawisma itu akhirnya meninggal.
14.
Majas Fabel
adalah
sejenis Alegori yang didalamnya binatang-binatang bicara dan bertingkah laku
seperti manusia contoh perilakunya seperti ular yang menggeliat.
15.
Perifrasa
adalah
majas yang berupa
pengungkapan yang panjang sebagai pengganti pengungkapan yang lebih pendek [1], atau, dengan
kata lain, suatu frasa panjang menggantikan frasa yang lebih pendek. Frasa
atau kata yang digantikan
tersebut dapat berupa nama tempat, nama benda, atau nama sifat.
16.
Depersonifikasi
adalah
majas yang berupa pembandingan manusia dengan
bukan manusia atau dengan benda. Majas ini mirip
dengan majas metafora.
17.
Disfemisme
adalah
pengunggkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya
Contoh: Perbuatanya yang tidak senonoh telah merusak kehormatan gadis itu.
18.
Hipokorisme
adalah
penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan
karib. Contoh: Hitam dan putih warna kesukaan ku.
19.
Aptronim
adalah
pemberian nama orang yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
20.
Antropomorfisme
Contoh:
Mulut gua itu sangat sempit.
B.
MAJAS
PERTENTANGAN
Majas
Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk
memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau
pendengar”. Yang termasuk Majas Pertentangan:
1.
Hyper Bola
Hyper
Bola
adalah “Lukisan suatu peristiwa atau keadaan sebenarnya yang dilebih-lebihkan”.
Contoh:
·
Anak
yang berjalan itu terlihat kurus kering
·
Suara
penonton bergemuruh membelah angkasa
·
Orang
tua itu mabuk kemenangan
2.
Litotes
Litotes adalah ”Kiasan yang mempergunakan
ungkapan merendahkan diri atau tidak mau menyebutkan yang sebenarnya”.
Contoh:
·
Kalau
bapak pergi ke Solo, Sudilah mampir ke gubuk kami
·
Maukah
engkau menerima pemberian sekedarnya ini?
·
Apa
yang kami lakukan hanya setitik embun di samudra.
3.
Ironi
Ironi
adalah
“Kiasan dengan menggunakan kata yang mengandung arti sebaiknya atau
bertentangan dengan yang dimaksud untuk mengejek atau mencemooh”.
Contoh:
·
Ah,
benar-benar tepat waktu engkau! Aku sampai bosan menunggumu disini.
·
Pandai
sekali anak itu, soal yang segitu mudah saja tidak bisa menjawab.
·
Pabrik
gula jauh dari sini yaa? Manis sekali teh ini.
4.
Paradoks
Paradoks adalah
“Ungkapan berlawanan atau kebalikan yang sebenarnya guna tidak menyakiti hati”.
Contoh:
·
Dia
masih saja kesepian di tempat yang seramai ini.
·
Bibi
selalu tersenyum walaupun hatinya terluka.
·
Dalam
perkara korupsi itu, ia jatuh ke atas hingga ia bebas dari hukuman.
5.
Antitesis
adalah majs pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempegunakan pauan kata yang berlawanan arti
Contoh: Hidup matinya manusia ada ditangan Tuhan.
adalah majs pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempegunakan pauan kata yang berlawanan arti
Contoh: Hidup matinya manusia ada ditangan Tuhan.
6.
Okupasi
adalah majas pertetangan yang meukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh: Merokok itu merusak ksehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak
adalah majas pertetangan yang meukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh: Merokok itu merusak ksehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak
7.
Kontradiksi intermiris
adalah majas pertentangan yang meperlibatkan pertentangan dengan penjelasan semula.
Contoh: Semua murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade.
adalah majas pertentangan yang meperlibatkan pertentangan dengan penjelasan semula.
Contoh: Semua murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade.
8. Antonomasia
Antonomasia
adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya. Macam-macam!
Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.Kemarin saya lihat si Kacamata
hitam keluar bersama-sama dengan si Kribo. Benar tidak?
9. Oksimoron
Oksimoron
adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang
mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
·
Memang
benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun
tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
·
Siaran
radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi
dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat
atau bangsa.
·
Olahraga
mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.
10. Kontradiksio
Kontradiksio
adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang sudah
dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
·
Sebenarnya
semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang
bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
·
Malam
itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak
dan sebentar hilang.
11.
Kiasmus
adalah majas berupa repetisi yang
menggunkan inversi diantara dua kata yang berhubungan. Contoh:
·
Banyak orang pintar merasa bodoh.
·
Ia
membenarkan orang yang jelas salah dan menyalahkan orang yang benar.
12.
Apostrof
Apostrof adalah
majas yang tampak menolak tetapi justru malah menegaskan.
Contoh : Sebenarnya
saya tidak mau bilang tapi anakmu sangat nakal.
13.
Histeron Proteron
Histeron Proteron adalah majas kebailikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki tebing itu, sampailah ia di tepi danau dengan airnya yang jernih.
Histeron Proteron adalah majas kebailikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki tebing itu, sampailah ia di tepi danau dengan airnya yang jernih.
14.
Sarkasme
Sarkasme adalah majas yang mengandung olok-olokan atau ejekan paling kasar.
Contoh : Kau memang bangsat..!!
Sarkasme adalah majas yang mengandung olok-olokan atau ejekan paling kasar.
Contoh : Kau memang bangsat..!!
15.
Anakronisme
Anakronisme adalah gaya bahasa yang memperlihatkan tentang adanya ketidak sesuaian uraian yang termuat dalam sebuah karya sastra yang termuat dalam sejarah, sedangkan hal yang disebutkan itu belum ada saat itu.
Contoh : didalam tulisan Cesar, William Shakespeare menuliskan “jam berbunyi tiga kali” (ini jelas kontras karena jam saat itu belum ada)
Anakronisme adalah gaya bahasa yang memperlihatkan tentang adanya ketidak sesuaian uraian yang termuat dalam sebuah karya sastra yang termuat dalam sejarah, sedangkan hal yang disebutkan itu belum ada saat itu.
Contoh : didalam tulisan Cesar, William Shakespeare menuliskan “jam berbunyi tiga kali” (ini jelas kontras karena jam saat itu belum ada)
16. Sinisme
Sinisme
adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh:
·
Perkataanmu
tadi
sangat menyebakan. Kata-kata itu tadi pantas disampaikan orang
terpelajar seperti kamu!
·
Bisa-bisa
aku jadi
gila melihat kelakuanmu itu!
17.
Antifrasis
Antifrasis adalah majas ironi yang dalam penggunaanya bermakna berbeda/sebaliknya.
Contoh : Lihatlah orang tercantik didesa ini sudah datang (maksud dari kalimat ini adalah dia orang terjelek dikampungnya)
Antifrasis adalah majas ironi yang dalam penggunaanya bermakna berbeda/sebaliknya.
Contoh : Lihatlah orang tercantik didesa ini sudah datang (maksud dari kalimat ini adalah dia orang terjelek dikampungnya)
18. Satire
adalah
ungkapan yang menggunakan sarkasme ironi atau parodi mengencam atau menertawakan
gagasan kebiasaan dll.
Contoh:
Kamu ini budek atau tuli?? Kok tidak mendengar.
19. Innuendo
adalah
majas sindiran yang bersifat mengecilkan
fakta sesungguhnya.
Contoh:
Alaa..dicubit sedikit saja sudah marah!
20.
Hipalase
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata
tertentu untuk menerangkan sesuatu, namun kata tersebut tidak tepat bagi kata
yang diterangkannya.
Contoh
: Dia berenang di atas ombak yang gelisah. (bukan ombak yang gelisah, tetapi
manusianya).
C.
MAJAS
PERTAUTAN
Majas
Pertautan
adalah ”Kata-kata berkias yang bertautan (berasosiasi) dengan gagasan, ingatan
atau kegiatan panca indra pembicara atau penulisnya”. Terdapat bermacam-macam
asosiasi sehingga membentuk bermacam-macam Majas Pertautan.
1.
Alusio
Alusio adalah “Majas Pertautan yang berupa
penunjukkan secara tidak langsung atau sindiran tentrang suatu peristiwa, hal,
tokoh berdasarkan ucapan umum (ungkapan, pantun, peribahasa, dll) yang
adakalanya tidak diselesaikan”.
Contoh:
·
Kalau
tidak tahu, jangan diam. Malu bertanya……
·
Biasanya
kalau sudah bicara, Tong kosong……..
2.
Anastrof atau Inversi
Anastrof adalah majas yang mendahulukan predikat kalimatnya daripada subjek.
Contoh : Ditinggalkanlah ia tanpa tahu sanak saudaranya.
Anastrof adalah majas yang mendahulukan predikat kalimatnya daripada subjek.
Contoh : Ditinggalkanlah ia tanpa tahu sanak saudaranya.
3.
Asindeton
Asindeton adalah majas yang menyebutkan kata dengan berurutan tanpa memakai kata penghubung.
Contoh : Ayah,ibu,anak adalah satuan keluarga.
Asindeton adalah majas yang menyebutkan kata dengan berurutan tanpa memakai kata penghubung.
Contoh : Ayah,ibu,anak adalah satuan keluarga.
4.
Polisindeton
Polisindeton adalah majas yang menyebutkan kata dengan berurutan dan memakai kata hubung.
Contoh : pembangunan gedung ini memerlukan tenaga dan modal yang sangat banyak serta waktu yang tidak sedikit.
Polisindeton adalah majas yang menyebutkan kata dengan berurutan dan memakai kata hubung.
Contoh : pembangunan gedung ini memerlukan tenaga dan modal yang sangat banyak serta waktu yang tidak sedikit.
5.
Elipsis
Ellipsis adalah majas yang menghilangkan salah satu unsur kata dalam kalimat.
Contoh : Mari berangkat!
Ellipsis adalah majas yang menghilangkan salah satu unsur kata dalam kalimat.
Contoh : Mari berangkat!
6.
Eufimisme
Eufimisme adalah majas pengganti kata kasar dengan yang halus agar terkesan sopan.
Contoh : tunawisma itu akhirnya meninggal.
Eufimisme adalah majas pengganti kata kasar dengan yang halus agar terkesan sopan.
Contoh : tunawisma itu akhirnya meninggal.
7. Epitet
Epitet adalah majas yang menyatakan suatu ciri atau sifat khusus dari seseorang atau suatu hal. Contoh : dewi malam menyambut remaja yang sedang dimabuk cinta.
Epitet adalah majas yang menyatakan suatu ciri atau sifat khusus dari seseorang atau suatu hal. Contoh : dewi malam menyambut remaja yang sedang dimabuk cinta.
8. Erotesis
Erotesis, disebut juga pertanyaan retoris, adalah sejenis majas yang berupa pertanyaan yang dipergunakan dalam tulisan atau pidato untuk mencapai efek yang mendalam dan penekanan yang wajar. Pertanyaan itu sama sekali tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
- Apakah kita biarkan korupsi merajalela di negeri ini?
- Pendidikan nasional memang sedang merosot. Apakah wajar bila semua kesalahan ditimpakan kepadapara guru?
Erotesis, disebut juga pertanyaan retoris, adalah sejenis majas yang berupa pertanyaan yang dipergunakan dalam tulisan atau pidato untuk mencapai efek yang mendalam dan penekanan yang wajar. Pertanyaan itu sama sekali tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
- Apakah kita biarkan korupsi merajalela di negeri ini?
- Pendidikan nasional memang sedang merosot. Apakah wajar bila semua kesalahan ditimpakan kepadapara guru?
9.
Paralelisme
Paralelisme adalah majas yang berusaha mencapai kesejajaran dalam memakai kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula terjadi pada klausa-klausa bawahan yang bergabung pada sebuah klausa atasan.
Contoh:
Paralelisme adalah majas yang berusaha mencapai kesejajaran dalam memakai kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula terjadi pada klausa-klausa bawahan yang bergabung pada sebuah klausa atasan.
Contoh:
·
Kaum pria maupun kaum wanita sama
kedudukannya di depan hukum.
·
Potensi kekayaan Indonesia ada di
daratan dan laut.
·
Bapak pimpinan
partai politik itu menginginkan perubahan dan menggerakkan perubahan itu.
10.
Antonomasia
Antonomasia
ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau
jabatan sebagai pengganti nama diri.
Contoh:
Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.
11.
Gradasi
Gradasi
ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga kata)
yang diulang dalam konstruksi itu.
Contoh:
Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan
tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju.
D.
MAJAS
PENEGASAN
Gaya bahasa perulangan atau repetisi
mengandungan perulangan yang terjadi pada baunyi, suku kata, kata, frasa, dan
bagian kalimat. Perulangan itu perlu untuk memberikan penekanan dalam sebuah
konteks.
1.
Aliterasi
Aliterasi adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama pada seluruh baris.
Contoh :
Aliterasi adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama pada seluruh baris.
Contoh :
·
Bila biduan berani berkicau
·
Kala kanda kala
kacau
2.
Asonansi
Asonansi adalah jenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada vokal yang sama.
Contoh :
Asonansi adalah jenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada vokal yang sama.
Contoh :
·
Sudah luka tujuan terjungkal
·
Anak dara aman
dijaga
3.
Antanaklasis
Antanaklasis adalah jenis majas yang berupa perulangan kata yang sama dengan makna berbeda.
Contoh :
Antanaklasis adalah jenis majas yang berupa perulangan kata yang sama dengan makna berbeda.
Contoh :
·
Di Aman ternyata ia tidak merasa
aman.
·
Kembang itu tidak berkembang
·
Tulislah
karangan tentang batu karang
4.
Anafora
Anafora ialah jenis majas repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat.
Contoh :
Anafora ialah jenis majas repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat.
Contoh :
·
Aku memandang sang bulan dalam
angan.
·
Aku tak sanggup melepas rinduku
padanya.
·
Belajar merupakan aktivitas
insani
·
Belajar tidak
mengenal batas usia
5.
Epistrofa
Epistrofa adalah jenis majas repetisi berupa perulangan kata atau frasa pada akhir baris setiap kalimat berurutan.
Contoh : Duduk adalah hidup, Berjalan adalah hidup, DAN Bermain adalah hidup.
Epistrofa adalah jenis majas repetisi berupa perulangan kata atau frasa pada akhir baris setiap kalimat berurutan.
Contoh : Duduk adalah hidup, Berjalan adalah hidup, DAN Bermain adalah hidup.
6.
Simploke
Simploke adalah jenis majas repetisi berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh :
Simploke adalah jenis majas repetisi berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh :
·
Engkau meminta aku duduk. Aku
bilang baiklah
·
Engkau meminta aku bekerja. Abu
bilang baiklah
·
Engkau meminta aku beristirahat.
Aku bilang baiklah
·
Engkau meminta
aku bangun. Aku bilang baiklah
7.
Klimaks
Klimak adalah majas yang menyatakan suatu hal yang semakin meningkat kepentinganya dari kalimat sebelumnya.
Contoh : setiap anak diharapakan dapat mengabdi kepada orang tua, nusa dan bangsa.
Klimak adalah majas yang menyatakan suatu hal yang semakin meningkat kepentinganya dari kalimat sebelumnya.
Contoh : setiap anak diharapakan dapat mengabdi kepada orang tua, nusa dan bangsa.
8.
Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan suatu hal yang semakin menurun kepentinganya dari kalimat sebelumnya.
Contoh : upacara bendera wajib diikuti oleh kepala sekolah, guru, dan siswa.
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan suatu hal yang semakin menurun kepentinganya dari kalimat sebelumnya.
Contoh : upacara bendera wajib diikuti oleh kepala sekolah, guru, dan siswa.
9.
Paralelisme
Paralelisme adalah majas yang merupakan pengulangan berbentuk penegasan yang biasa terdapat dalam puisi.
Contoh : sahabat adalah kawan. sahabat adalah pelipur lara. Sahabat adalah kamu.
Paralelisme adalah majas yang merupakan pengulangan berbentuk penegasan yang biasa terdapat dalam puisi.
Contoh : sahabat adalah kawan. sahabat adalah pelipur lara. Sahabat adalah kamu.
10. Epizeuksis
Epizeuksis adalah majas yang mengalami perulangan dalam salah satu katanya.
Contoh : Kita harus terus bergerak, bergerak, dan bergerak untuk sampai ke tujuan.
Epizeuksis adalah majas yang mengalami perulangan dalam salah satu katanya.
Contoh : Kita harus terus bergerak, bergerak, dan bergerak untuk sampai ke tujuan.
11.
Tautotes
Tautotes ialah majas yang berupa pengulangan kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menuduh aku, aku menuduh kau, kau dan aku sama saja.
Tautotes ialah majas yang berupa pengulangan kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menuduh aku, aku menuduh kau, kau dan aku sama saja.
12.
Mesodiplosis
Mesodiplosis adalah majas pengulangan di tengah-tengah baris-baris secara berurutan.
Contoh :
Mesodiplosis adalah majas pengulangan di tengah-tengah baris-baris secara berurutan.
Contoh :
·
Guru
harus meningkatkan mutu pendidikan.
·
Presiden
harus meningkatkan pendapatan rakyatnya.
13.
Epanalepsis
Epanalepsis adalah majas pengulangan kata pertama diakhir baris.
Contoh : Kita harus mampu berjuang demi kemakmuran kita.
Epanalepsis adalah majas pengulangan kata pertama diakhir baris.
Contoh : Kita harus mampu berjuang demi kemakmuran kita.
14.
Anadiplosis
Anadiplosis adalah pengulangan kata terakhir menjadi kata pertama dalam klausa.
Contoh : Dalam hati ada ragu, dalam ragu ada bimbang, dalam bimbang ada cinta, dalam cinta ada kamu.
Anadiplosis adalah pengulangan kata terakhir menjadi kata pertama dalam klausa.
Contoh : Dalam hati ada ragu, dalam ragu ada bimbang, dalam bimbang ada cinta, dalam cinta ada kamu.
15.
Aliterasi
Aliterasi adalah majas berupa perulangan bunyi konsonan.
Contoh : sekeras-kerasnya batu kena air lunak juga
Aliterasi adalah majas berupa perulangan bunyi konsonan.
Contoh : sekeras-kerasnya batu kena air lunak juga
16.
Anastrof atau Inversi
Anastrof adalah majas yang mendahulukan predikat kalimatnya daripada subjek.
Contoh : ditinggalkanlah ia tanpa tahu sanak saudaranya.
Anastrof adalah majas yang mendahulukan predikat kalimatnya daripada subjek.
Contoh : ditinggalkanlah ia tanpa tahu sanak saudaranya.
17.
Apofasis atau Preterisio
Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
18.
Apostrof
Apostrof adalah majas yang tampak menolak tetapi justru malah menegaskan.
Contoh : sebenarnya saya tidak mau bilang tapi anakmu sangat nakal.
Apostrof adalah majas yang tampak menolak tetapi justru malah menegaskan.
Contoh : sebenarnya saya tidak mau bilang tapi anakmu sangat nakal.
19.
Kiasmus
Kiasmus adalah majas yang berisi susunan kalimat yang berupa pengulangan sekaligus pembalikan dari dua kata dalam kalimat yang sama.
Contoh : ia membenarkan orang yang jelas salah dan menyalahkan orang yang benar.
Kiasmus adalah majas yang berisi susunan kalimat yang berupa pengulangan sekaligus pembalikan dari dua kata dalam kalimat yang sama.
Contoh : ia membenarkan orang yang jelas salah dan menyalahkan orang yang benar.
20.
Asindeton
Asindeton adalah majas yang menyebutkan kata dengan berurutan tanpa memakai kata penghubung.
Contoh : ayah,ibu,anak adalah satuan keluarga.
Asindeton adalah majas yang menyebutkan kata dengan berurutan tanpa memakai kata penghubung.
Contoh : ayah,ibu,anak adalah satuan keluarga.
21.
Polisindeton
Polisindeton adalah majas yang menyebutkan kata dengan berurutan dan memakai kata hubung.
Contoh : pembangunan gedung ini memerlukan tenaga dan modal yang sangat banyak serta waktu yang tidak sedikit.
Polisindeton adalah majas yang menyebutkan kata dengan berurutan dan memakai kata hubung.
Contoh : pembangunan gedung ini memerlukan tenaga dan modal yang sangat banyak serta waktu yang tidak sedikit.
22.
Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang penggunaan katanya sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh : capek mata menangis.
Pleonasme adalah majas yang penggunaan katanya sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh : capek mata menangis.
23.
Tautologi
Tautologi adalah majas yang mempunyai arti sama dengan kata sebelumnya.
Contoh : apa tujuan dan maksudmu datang kerumahku
Tautologi adalah majas yang mempunyai arti sama dengan kata sebelumnya.
Contoh : apa tujuan dan maksudmu datang kerumahku
24.
Eksklmasio
Eksklmasio adalah majas yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh : Wah, biar ku belai, dengan tangan menggigil.
Eksklmasio adalah majas yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh : Wah, biar ku belai, dengan tangan menggigil.
25.
Enumerasio
Enumerasio adalah kumpulan peristiwa yang menjadi satu dan membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak dengan jelas.
Contoh :
Hutan luas. Di atas permadani hijau itu tampak hamparan embun yang mengusik gairah pagi. Sinar mentari terang berlomba-lomba menerangi gelapnya dedaunan. Disana sini burung menari berkicau memamerkan kemerduanya. Semua berpadu membentuk lukisan alam yang harmonis.
Enumerasio adalah kumpulan peristiwa yang menjadi satu dan membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak dengan jelas.
Contoh :
Hutan luas. Di atas permadani hijau itu tampak hamparan embun yang mengusik gairah pagi. Sinar mentari terang berlomba-lomba menerangi gelapnya dedaunan. Disana sini burung menari berkicau memamerkan kemerduanya. Semua berpadu membentuk lukisan alam yang harmonis.
26.
Resentia
Resentia adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu yang tidak bermaksud tegas pada bagian tertentu dari kalimat.
Contoh : “Apakah ayah mau….?”
Resentia adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu yang tidak bermaksud tegas pada bagian tertentu dari kalimat.
Contoh : “Apakah ayah mau….?”
27.
Interupsi
Interupsi adalah majas yang menggunakan sisipan kata dalam kalimat pokok agar makna dari kalimat yang sebelumnya dikatakan lebih jelas.
Contoh : tiba-tiba ia-istri itu disebut oleh laki-laki lain.
Interupsi adalah majas yang menggunakan sisipan kata dalam kalimat pokok agar makna dari kalimat yang sebelumnya dikatakan lebih jelas.
Contoh : tiba-tiba ia-istri itu disebut oleh laki-laki lain.
28.
Silepsis dan Zeugma
Silepsis adalah majas yang menyatukan dua konstruksi rapatan dengan dua kata atau lebih. Hanya salah kata yang mempunyai arti yang sama.
Contoh : aku sudah melihat beritanya di televise dan surat kabar.
Silepsis adalah majas yang menyatukan dua konstruksi rapatan dengan dua kata atau lebih. Hanya salah kata yang mempunyai arti yang sama.
Contoh : aku sudah melihat beritanya di televise dan surat kabar.
29.
Reseptisi
adalah salah satu jenis majas yang
termasuk dalam kategori majas penegasan dan merupakan gaya bahasa Perulangan
kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat untuk menegaskan hal yang
terkait dalam majas tersebut.
Contoh:
·
Selamat
tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku.
·
Marilah
kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut
putra bangsa.
·
Dialah
yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
·
Rindu
itu menyakitkan. Rindu itu penantian. Rindu itu angan-angan.
·
Cinta
adalah misteri. Cinta adalah kesetiaan. Cinta a
30.
Retorik
adalah majas yang berupa kalimat tanya
namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau
menggugah.
Contoh: Kata siapa cita-cita bisa
didapat cukup dengan sekolah formal saja?. Apakah ini orang yang selama ini
kamu bangga-banggakan ?
31.
Koreksio
adalah gaya bahasa yang mula-mula
menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Contoh : Silakan
pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
32.
Tropen
yaitu melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan kata yang tepat dan
sejajar artinya dengan pengertian yang dimaksudkan
Contoh : Seharian dia berkubur dalam kamarnya
sejajar artinya dengan pengertian yang dimaksudkan
Contoh : Seharian dia berkubur dalam kamarnya
33.
Sigmatisme
Majas Sigmatisme adalah pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Majas Sigmatisme adalah pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Contoh: Saya Sudah Bilang sapi itu sapi
Spanyol
34.
Pararima
Majas Pararima adalah pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan. Contoh: Bolak-balik, Luka-liku, Kocar-kacir.
Majas Pararima adalah pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan. Contoh: Bolak-balik, Luka-liku, Kocar-kacir.
35.
Preterito
Majas Preterito adalah ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya. Contoh: jangan kamu beritahu Andi, kalau saya tadi menyontek.
Majas Preterito adalah ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya. Contoh: jangan kamu beritahu Andi, kalau saya tadi menyontek.
36.
Antanaklasis
Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah.
Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah.