1. Pengertian Nasihat
Saling mengingatkan dalam hal
kebaikan adalah kewajiban sesama muslim. Dalam islam, mengingatkan orang lain
secara lisan semacam itu biasa disebut dengan nasihat, wasiat, tausiyah,
mau’izah, dan tazkirah (peringatan). Semua kegiatan itu adalah bagian dari
dakwah, yaitu dakwah bilisan (secara lisan), karena hanya berupa ceramah,
sedangkan dakwah bukan hanya melalui lisan.
Makna dari nasihat adalah 'menyuruh
kebajikan dan melarang kemungkaran', yaitu mengajak orang lain untuk
mengerjakan perbuatan yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan
mengajaknya untuk tidak melakukan perbuatan yang malah dapat menjauhkan diri
dari-Nya.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
الدِّينُ النَّصِيحَةُ
» قُلْنَا لِمَنْ قَالَ « لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ
وَعَامَّتِهِمْ
Artinya :
“Agama adalah nasehat. Kemudian kami
(para shahabat) bertanya, “Nasehat untuk siapa?”, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa salam menjawab, “Untuk Allah, untuk Kitab-Nya, untuk Rasul-Nya, untuk
pemimpin kaum muslimin dan untuk kaum muslimin secara umum” HR. Imam Muslim
Dalam hadits tersebut Rasulullah saw..
memberitakan kepada para shahabat beliau bahwa hakikat agama Islam adalah
nasehat. Beliau bersabda “Ad Diinu An Nashihatu”.
Kata “an nashihah” merupakan kata yang
luas cakupan maknanya, maknanya adalah menghendaki kebaikan bagi orang lain
yang diberi nasehat. Perbuatan
seseorang yang memberi nasehat kepada orang lain, pada hakekatnya adalah
menghendaki kebaikan pada orang yang diberi nasehat.
Kata ‘an nashihah’dalam bahasa Arab,
dapat ditafsirkan dengan dua penafsiran :
-Pertama,
kata ‘an nashihah’ dimaknai dengan (الخلوص)
‘al khulus’, yang artinya suci dan bersih dari
kotoran. Semisal dikatakan dalam bahasa arab : (عسل ناصح) ‘aslun
nashihun’, artinya madu yang tidak tercampur dengan pengotor apapun.
-Kedua,
kata ‘an nashihah’ dimaknai dengan ‘al iltiamu syaiaini’ (dua hal yang saling
merapat dan bersatu, sehingga tidak berjauhan di antara keduanya). Artinya kita
membuat hubungan yang sesuai antara dua hal, sehingga kedua hal tersebut
merapat dan tidak ada celah di antara keduanya. Maka dikatakan bahwa penjahit (الخياط) ‘al
khiyatu’ merupakan orang yang memberikan nasehat (ناصح) ‘an
nashihu’, karena biasanya seorang penjahit menyatukan antara dua sisi kain
dengan jahitan yang dia buat.
Adapun nasehat kepada tiga yang awal,
yaitu kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kepada Kitab-Nya dan kepada Rasul-Nya,
maka makna nasehat di sini dimaknai dengan ‘iltiamu syaiaini/ merapatnya
hubungan antara kedua hal, sehingga keduanya saling berdekatan dan tidak
terpisah. Yaitu dengan memenuhi haknya masing-masing secara penuh, berupa hak
Allah subhanahu wa ta’ala, hak Kitab-Nya dan hak Rasul-Nya , sebagaimana
disebutkan dalam hadits.
Seorang hamba mendekatkan diri kepada
Tuhannya yaitu dengan memenuhi hak-hak Allah subhanahu wa ta’ala, dimana hal
ini merupakan kewajiban bagi seorang hamba. Begitu pula yang seharusnya seorang
hamba lakukan berkaitan dengan hak-hak Al Quran dan hak Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa salam.
2. Saling Menasehati
Agama adalah nasihat bagi orang awam
dari umat Islam (rakyat biasa bukan pemimpin), maksudnya bahwa tegaknya agama
hanyalah dengan memberikan kasih sayang kepada orang-orang kecil, memperhatikan
kepentingan mereka, mengajari apa-apa yang bermanfaat bagi mereka dan
menjauhkan semua hal yang membahayakan mereka.
Pemberian nasihat merupakan pengingatan,
dorongan dan pemberitahuan bahwa kita satu sasaran dan satu tujuan akhir.
''Demi masa. Sesungguhya, manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan
nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.'' (QS Al-Ashr [103]: 1-3).
Seseorang akan merasa beruntung bila ia
menggunakan waktunya untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Memang, alangkah indahnya bila kehidupan kita sudah disemarakkan dengan
semangat saling menasihati.
''Dan, hendaklah ada dari antara kamu
segolongan umat yang berseru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar. Dan, merekalah orang-orang yang beruntung.'' (QS Ali
Imran [3]: 104).
Namun demikian, terkadang banyak yang
mau menasihati orang lain, memberikan koreksi, bahkan mengkritik. Tapi,
sayangnya, ketika ia sendiri yang dikoreksi dan dinasihati, terkadang sulit
sekali untuk berlapang dada menerimanya.
Nasihat yang baik yang boleh kita
sampaikan adalah nasihat yang benar, mengandung muatan positif, dan tentunya
penuh makna serta manfaat bagi semua orang, yaitu mengajak pada kebajikan dan
menjauhi kemungkaran yang berdasarkan Alquran dan sunah.
Dan, bukanlah sebaliknya, menganjurkan
kemungkaran dan melarang untuk mengerjakan kebajikan. Apa pun yang kita
sampaikan jika itu benar, alangkah baiknya bila cara menyampaikannya pun benar.
Dengan nasihat, kita harus membantu yang
lupa agar menjadi ingat, membantu yang lalai agar menjadi semangat, yang
tergelincir menjadi bangkit kembali, yang berlumur dosa menjadi bertobat.
Intinya, kalau dilandasi niat yang baik, tentu akan melahirkan kebaikan pula.
Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasehat
Firman Allah dalam QS. Lukman/31 : 13-14 tentang
nasihat
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ
أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي
وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14)
Kosa kata:
يَعِظُهُ = memberi nasihat akan dia , memberi mau’izhah
kepadanya
لَظُلْمٌ = sungguh kegelapan, penganiayaan
وَفِصَالُهُ =bersapih dari susuan
Terjemahan:
Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS.
31:13)
Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)
3. Adab Memberi Nasihat
1)
Ikhlaskan niat
Semata-mata untuk mengharapakan wajah Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Karena yang demikian ini berarti pemberi nasehat akan
mendapatkan ganjaran dari Allah Jalla wa ‘Ala, sehingga Allah pun akan membantu
engkau agar orang yang dinasehati diberikan hidayah oleh-Nya.
2)
Menasehati Secara Rahasia
Perhatikanlah, bahwa penerima nasehat adalah orang
yang sangat butuh untuk ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki
kekurangan-kekurangannya. Maka, tidaklah nasehat akan mudah diterima bila
disampaikan secara rahasia.
Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti
rahimahumullahberkata:
“Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali
dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara
terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima
nasehat). Barangsiapa yang member nasehat
secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang muslim
dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya”.
(Raudhatul Uqala’, hlm 196)
3)
Memberi Nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan
Lemah Lembut.
Hal ini dikarenakan memberi nasehat ibaratnya
seperti membuka pintu. Sedangkan sebuah pintu tidak akan bisa dibuka kecuali
dengan kunci yang pas & tepat. Maka pintu itu adalah hati, dan kuncinya
adalah nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, santun, dan halus. Ini
sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam
sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia
perburuk.” (HR. Muslim)
4)
Tidak Memaksa
Orang yang menasehati tidaklah berhak sama sekali
untuk menerima nasehatnya. Karena pemberi nasehat adalah seseorang yang
membimbing menuju kebaikan. Sehingga hak pemberi nasehat hanyalah menyampaikan
dan memberi arahan saja.
5)
Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat
Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata:
“Hati
itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan
penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia
ketika ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)
4. Hikmah dan Manfaat Nasihat
Ø Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada saat kita terlena dan
tidak mampu melakukan introspeksi (muhasabah)
Ø Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi
nasehat)
Ø Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana
kotor/tercela
Ø Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan
masyarakat
Ø Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial
Ø Terciptanya keadilan, keamanan, ketentraman, dan perdamaian dalam
masyarakat
Ø Mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT di dunia dan akhirat
miane izin copas ya sharanghae E.l.f
BalasHapusDengan saling menasehati kita dapat mengontrol duri kita
BalasHapus